Strategi Pengembangan Desa Wisata Di Kawasan Hinterland Gunung Bromo Jawa Timur

  • 11 Januari 2016
  • latifah
  • 6180

Dr. Siti Mujanah, MBA.,Ph.D dosen Fakultas Ekonomi Untag Surabaya bersama timnya, yaitu Prof.Dr.Tri Ratnawati, Ak.,MS., dan Dra.Sri Andayani,MM., telah menyelesaikan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Desa Wisata Di Kawasan Hinterland Gunung Bromo Jawa Timur pada akhir tahun 2015. Kegiatan tersebut merupakan wujud pengabdian kepada masyarakat melalui program pemerintah, yaitu Penelitian Hibah Bersaing.

Siti Mujanah, selaku ketua tim mengatakan, kegiatan kepariwisataan adalah kegiatan yang mengutamakan pelayanan dengan berorientasi pada kepuasan wisatawan, pengusaha di bidang pariwisata, pemerintah dan masyarakat. Sehingga di desa tersebut kita buat rencana pengembangan wisata.

" Selama dua tahun penelitian, tahun pertama kita buat model Strategi Pengembangan Desa Wisata karena pengembangan desa wisata itu memerlukan kepedulian dari berbagai sektor seperti Dinas Pariwisata, UMKM, Pemeritahan, Dinas Perhubungan, Perusahaan yang memeliki CSR dan Perguruan Tinggi. Dan di tahun ke dua kita buatkan rumuskan rencana untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. " Lanjut ibu berhijab tersebut.

Siti Mujanah menyimpulkan Beberapa hal penting dari hasil penelitian  :  pertama, rumusan Rencana Induk pengembangan Desa Wisata di Wonokitri lebih di tekankan pada pembangunan Infrasrtuktur, seperti pembanguan di bidang jalan, sarana dan prasarana transportasi, telekomunikasi, Penginapan, Koperasi, Bank, agen atau biro wisata, sarana promosi dan perluasan pasar, peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia dan pembangunan fisik ODTW (Obyek Destinasi Tujuan Wisata) , dan pembangunan ini lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah melalui SKPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Ke dua,  mengenai Rencana Strategi yang di rumuskan selain perhatian dari pemerintah melalui SKPD terkait juga lebih menekankan pada pembenahan pengelolaan desa wisata dan pengembangan obyek wisata berbasis pemberdayaan masyarakat seperti mengintensifkan Pokdarwis, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan kualitas obyek wisata yang ada dengan menambah berbagai seni dan budaya serta potensi alam yang luar biasa sebagi obyek wisata yang menarik, disamping juga menambah beberapa fasilitas umum seperti tempat beribadah (masjidm gereja dll), manajemen homestay, transportasi yang memenuhi standart, kuliner yang memiliki khas daerah, ucara-upara adat yang menarik, seni dan budaya lain yang menarik, yang dimana dalam pelakasanaanya lebih mendapatkan perhatian dari Pemerintah desa, tokoh masyarakat, pelaku penyedia dan jasa wisata. Dan yang terakhir bahwa Rencana operasional dalam pengembangan desa wisata ini sifatnya adalah jangka pendek yaitu di rumuskan lebih menekankan pada pengembangan SDM sebagai pelaku utama dalam memberikan pelayanan dan produk-produk yang dapat dijual terhadap wisata. Maka dalam hal ini bisa di lakukan dengan pelatihan-pelatihan, pendampingan dan konsultasi dalam pengembangan desa wisata yang hasil secara cepat dapat langsung di lihat.

" Kami sangat merekomdasikan agar pemerintah daerah hendaknya dalam melaksanakan pembangunan disertai dengan kontinuitasnya sehingga pemeliharaan pembangunan tetap terjaga dan diperlukannya kerjasama dengan pihak swasta maupun perguruan tinggi dalam mengelola dan meningkatkan kualitas SDM serta sarana dan prasarana wisata." Tutup Dosen Menejemen Fakultas Ekonomi.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme