Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Peningkatan suhu terjadi di berbagai negara, salah satunya di Indonesia. Suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia adalah 33 derajat celcius. Sementara suhu maksimum di India adalah 45 derajat celcius.
Penanggung jawab Poliklinik Utama Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, dr. Icha Safitri mengatakan fenomena ini dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, seperti serangan panas.
“Saat panas cairan tubuh juga ikut menguap. Di sisi lain tubuh manusia terdiri dari sekitar 60 persen Dalam keadaan normal saat suhu sedang panas cairan yang dikeluarkan untuk mendinginkan suhu akan diseimbangkan dengan keringat,” katanya (8/5).
Namun, saat suhu menjadi terlalu panas cairan tubuh menguap lebih cepat, mengakibatkan peningkatan suhu tubuh yang signifikan dan dehidrasi. Serangan panas dapat terjadi ketika suhu tubuh meningkat hingga 40 derajat celcius atau lebih. karena suhu yang berada di lingkungan.
“Suhu tubuh normal itu 36 derajat celcius. Tubuh mengatur suhu ini agar stabil pada angka 36 atau 37. Kalau suhu mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih, ini yang akan mengakibatkan heatstroke,” papar dr. Icha Safitri.
Beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan antara lain pusing, berkeringat, berkunang-kunang, dan nyeri. Kekurangan cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pada bagian tubuh lain.
“Suhu panas akan melepaskan zat perangsang peradangan yang bisa merusak otak, ginjal, hati, dan proses pembekuan darah. Jika muncul tanda dan gejala pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mendinginkan suhu tubuh, misal masuk gedung yang ada AC-nya dan minum air putih,” jelasnya.
Terdapat beberapa pencegahan agar tidak terjadi heatstroke. Pertama, cukupi kebutuhan cairan tubuh. Jika sedang beraktivitas di luar maka selalu bawa air putih.
“Kalau cuaca ekstrim, cairan tubuh kita mudah menguap dan kita bisa merasa tidak haus lalu terjadi heatstroke. Jangan sampai menunggu haus baru minum,” ungkapnya.
Kedua, hindari berolahraga pada kondisi cuaca sangat panas. Saat olahraga penguapan cairan tubuh terjadi, bila bersamaan dengan cuaca ekstrim maka akan menjadikan penguapan cairan tubuh lebih besar.
“Pilih waktu olahraga yang cuacanya mendukung, jangan lupa bawa air putih juga untuk minum,” jelasnya.
dr. Icha Safitri turut menegaskan bahwa tidak ada ukuran pasti cairan yang tubuh butuhkan pada kondisi cuaca ekstrim, namun butuh cairan yang lebih banyak. Ia berpesan untuk menambah asupan cairan yang masuk dalam tubuh saat cuaca ekstrim.
“Minumlah air lebih banyak dari biasanya. Misal biasa minum 8 gelas sehari bisa menambah 10 gelas atau lebih tergantung cuaca. Bila seseorang menderita penyakit yang membutuhkan pembatasan asupan cairan, sebaiknya membatasi aktifitas di luar ruangan pada saat cuaca ekstrim,” tutup dr. Icha
Namun, apabila tanda dan gejala menyebabkan muntah hingga penurunan konsentrasi maka harus segera ke pelayanan kesehatan terdekat untuk diberikan infus. (Nabila)