Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Ewangsyah Ramadhani, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Fakultas Teknik Untag Surabaya, untuk pertama kalinya menorehkan prestasi dengan meraih medali perunggu sebagai Juara 3 Kategori Tanding Dewasa Putra Kelas I pada Nasional Jakarta Championship ke-02.
Nasional Jakarta Championship 02 merupakan ajang pertandingan silat tingkat nasional yang berlangsung di Padepokan Silat Indonesia, tepatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Kejuaraan ini diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 11 - 12 Mei 2024.
Pengalaman pernah diremehkan di masa lalu, membuat Ewangsyah Ramadhani memiliki tekad yang kuat untuk membuktikan bahwa olahraga silat yang ditekuninya tidak seperti anggapan orang-orang yang meremehkan. Mengikuti turnamen silat ini juga merupakan upayanya untuk membanggakan kedua orang tuanya.
“Motivasi saya untuk mengikuti Jakarta Championship 02, karena dulu saya pernah diremehkan sama orang-orang, kalau silat itu gak ada untungnya, bisanya tawuran. Dari situ saya terpacu mengikuti tournamen silat dan dimana itu adalah pengalaman pertama saya, dan juga motivasi saya ingin membanggakan kedua orang tua saya” ungkap Ewangsyah (28/5)
Keberhasilan Ewangsyah meraih juara tiga pada turnamen pertamanya tidak diraih secara tiba-tiba. Ia mempersiapkan diri dengan latihan khusus dan sungguh-sungguh selama kurang lebih satu bulan sebelum Nasional Jakarta Championship 02 digelar. Ewangsyah mempelajari teknik, memperkuat fisik dan mental. Baginya, selain latihan yang harus dijalani, restu orang tua juga merupakan bagian yang tidak kalah penting dalam mengantarkannya menjadi juara.
“Untuk persiapan dan latihan khusus sudah lebih satu bulanan sebelum tournamen, yang paling penting dan harus disiapkan adalah fisik, mental,dan juga mempelajari teknik-teknik yang harus digunakan. tidak kalah penting juga restu kedua orang tua,” jelasnya
Ewangsyah mengaku mengalami kendala fisik akibat kesulitan tidur selama turnamen silat berlangsung. Hal ini dipicu oleh rasa gugup karena kejuaraan ini merupakan pengalaman pertamanya dalam pertandingan silat.
“Kendala saya selama pertandingan adalah kurangnya tidur, karena itu adalah pengalaman pertama saya mengikuti tournamen silat, jadi ya kepikiran terus, akhirnya susah tidur. Selama pertandingan akhirnya fisik saya menurun,” terang mahasiswa Teknik Informatika tersebut’
Medali perunggu dalam Tanding Dewasa Putra merupakan bukti dari kesungguhan latihan dan doa Ewangsyah. Selain itu, ia juga menasehati dirinya sendiri agar jangan mudah emosi dan menaruh rasa respect kepada lawan, sehingga dapat tetap bergerak dengan terukur dan berhasil meraih juara.
“Kunci kemenangan waktu itu, dengan berdoa sebelum pertandingan, latihan sebelumnya saya jalani, dan yang paling penting adalah jangan pernah emosi saat di pertandingan, tetap respect pada lawan kita,” tutupnya
Kemenangan Ewangsyah dalam ajang pertandingan silat tingkat nasional menjadi pelajaran berharga bahwa diremehkan dapat menjadi motivasi untuk meraih prestasi. Kesuksesan ini bukan hanya membuktikan kemampuannya di bidang silat, tetapi juga menjadi bentuk balasan yang elegan dan membanggakan. (Azri)