Film Jumbo menjadi tonggak baru dalam sejarah perfilman animasi Indonesia. Diproduksi sepenuhnya oleh anak-anak bangsa, film ini lahir di tengah masa pandemi, dimulai dari proses penulisan script, pembuatan storyboard, hingga pengisian suara.
Melansir dari akun instagram resmi @jumbofilm_id, seluruh tahapan dikerjakan oleh 420 kreator asli Indonesia yang tersebar di berbagai kota. Tak hanya itu, Jumbo juga siap tayang di lebih dari 17 negara, memperlihatkan potensi besar industri animasi tanah air di kancah global.
Menanggapi keberhasilan ini, Muchamad Rizqi, S.I.Kom., M.Med.Kom, dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, menyampaikan apresiasinya. Ia menilai bahwa secara kualitas, film ini mampu bersaing dengan animasi internasional.
“Tentunya ini adalah sebuah karya yang patut diapresiasi. Dari segi kualitas, film ini tidak kalah dari animasi luar. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, terutama bagi industri kreatif tanah air yang tentunya mengandung pesan-pesan moral dan karakter budaya Indonesia,” ungkap Rizqi (16/4/25)
Lebih lanjut, ia menyoroti potensi besar industri animasi Indonesia yang semakin terlihat jelas melalui keberhasilan film ini.
“Selain itu, bisa kita lihat bahwa sebenarnya industri animasi di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing secara global,” imbuhnya
Keberhasilan Jumbo tidak lepas dari peran teknologi komunikasi yang mendukung berbagai aspek produksi hingga distribusi. Secara teknis, Jumbo juga menunjukkan kemajuan teknologi yang signifikan. Film ini menggunakan teknologi real-time virtual camera yang terhubung langsung dengan perangkat lunak animasi, sehingga mampu menghasilkan gerakan kamera yang lebih manusiawi dan emosional.
Rizqi menekankan bahwa kolaborasi dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting dalam terciptanya film animasi berkualitas.
“Ini adalah hal yang sangat penting karena tanpa adanya dukungan teknologi komunikasi yang baik, proses produksi bahkan hingga pemasarannya tidak akan bisa maksimal. Mereka yang terlibat dalam film ini tentunya bisa berkolaborasi, mengembangkan, dan memperluas jangkauan karya mereka,” jelas Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi tersebut
Ia juga menjelaskan bahwa teknologi komunikasi kini tidak hanya membantu proses teknis produksi, tetapi juga mendukung penyebaran dan promosi film melalui berbagai kanal digital.
“Disini bisa kita ambil dari salah satu aspek perkembangan teknologi komunikasi, yakni bagaimana mereka menggunakan perangkat, baik perangkat keras maupun lunak, yang mendukung dan memudahkan proses produksi. Bukan hanya itu, tapi dengan teknologi komunikasi yang semakin berkembang saat ini, distribusi dan digital branding juga bisa dilakukan, sehingga film animasi kita bisa terus berkembang,” paparnya
Kesuksesan Jumbo pun tercermin dari antusiasme penonton. Sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025, film ini telah ditonton oleh lebih dari tiga juta orang hanya dalam kurun waktu tiga belas hari.
Rizqi optimis terhadap masa depan animasi lokal. Ia meyakini bahwa dengan dukungan dan kolaborasi yang solid, animasi Indonesia mampu mendapat tempat di mata dunia.
“Potensi yang ada saat ini menunjukkan peluang besar bagi perkembangan industri animasi Indonesia. Bukan tidak mungkin, dunia akan mengapresiasi karya kita, apalagi dengan semakin berkembangnya platform streaming. Tentunya harus didukung dengan kolaborasi yang baik antar pihak agar tercipta karya yang bukan hanya menarik tapi juga memiliki makna,” tegasnya
Kolaborasi memang menjadi kata kunci dari keberhasilan Jumbo. Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi film ini, proses produksinya melibatkan lebih dari 20 studio kreatif dari berbagai kota di Indonesia.
“Kolaborasi sangat penting untuk mendorong kualitas film yang dihasilkan. Khusus film animasi seperti ini, tidak bisa jika hanya bergantung pada satu pihak atau satu spesialisasi saja. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, seperti animator, scriptwriter, sutradara, pengisi suara, desainer karakter, sound engineer, dan sebagainya agar benar-benar tercipta karya yang bermakna dan tentunya berdampak positif,” terangnya
Di akhir pernyataannya, Rizqi menyampaikan harapan agar film dan animasi lokal dapat terus berkembang dan menjadi sarana edukasi yang efektif, terutama bagi generasi muda.
“Saya berharap film dan animasi lokal bisa terus berkembang serta mampu bersaing di kancah global. Tentunya karya-karya ini harus membawa dampak positif dalam menyampaikan pesan moral dan sosial dengan cara yang mudah dipahami, terutama untuk generasi muda kita,” tutup Rizqi
Reporter