Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Terapi melukis merupakan suatu istilah yang digunakan sebagai suatu model terapi dengan menggunakan media seni. Jenis terapi ini menggunakan media seni sebagai intervensinya, sehingga pasien atau klien dapat berekspresi dan bekerja melalui permasalahan dan perhatiannya kata Drs. Herlan Pratikto, M.Si dosen Fakultas Psikologi (FPsi.) UNTAG Surabaya pemateri acara Seminar, Terapi Melukis Pada Skizofrenia yang diselenggarakan Mahasiswa FPsi. UNTAG Surabaya.
Art Therapy terletak pada proses penciptaan tanpa terlalu menghiraukan nilai estetika (Killick & Schaverien, 1997; Malchiodi, 2003). Melukis memberikan ruang pengalaman sadar dan tidak sadar untuk terekspresikan dalam bentuk gambar/lukisan yang masih kacau. Dalam Art Therapy, terapis dan klien/pasien menjadi partner untuk memahami proses dan produk seni yang dikerjakan, oleh karena itu hasil karya seni juga mampu digunakan sebagai bentuk asosiasi bebas sebagai bentuk proyeksi atas permasalahan yang tidak disadarinya (unconscious).
" Art Therapy merupakan terapi integratif dengan kerjasama berbagai bidang keilmuan dan profesi lainnya. kerjasama tersebut diperlukan mengingat manusia adalah makhluk kompleks dan berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga mempengaruhi interpretasi seorang terapis seni. " ucapnya.
Dia melanjutkan, Lukisan disini artinya sebagai salah satu karya grafis. Karya grafis sendiri meliputi goresan, coretan, lukisan, gambar baik 2 dimensi maupun 3 dimensi yang dilakukan secara intensional yang menyangkut aspek disadari maupun tidak disadari.
Drs. Herlan menambahkan manusia itu memiliki tiga zona kesadaran dan tiga tingkat ekpresi. Tiga zona kesadaran yaitu sadar, prasadar dan bawah sadar. Dalam proses proyeksi dapat terjadi materi-materi (persepsi, motif, sikap, konflik-konflik internal) yang ada dalam bawah sadar, prasadar dan sadar akan diekspresikan dalam karya grafis. Dan tingkat ekspresinya adalah Sign, Model dan Simbol ".
Melukis sendiri memiliki 3 tujuan yaitu Katarsis, Diagnosis, Terapi. Ada tiga tahapan yang banyak digunakan dalam Art Therapy : Pertama mengarahkan fokus objek, dimana subjek membuat sebuah gambar yang merepresentasikan peristiwa atau perasaan, Kedua terapis melakukan observasi terhadap proses subjek mengerjakan sebuah gambar dan memberikan dukungan serta reinforcement atas usaha subjek. Pada tahap terakhir, terapis memperhatikan arti atau makna kreasi klien dengan memperhatikan emosi pada gambar melalui ide gambar, penggunaan warna, proporsi, tekanan, dan desain secara keseluruhan serta asosiasi bebas verbal klien.
" Pada tahapan ini, terapis juga perlu menggali lebih lanjut tentang simbol dan gambar yang ada maupun yang tidak ada dalam kreasi klien. Proses tersebut kemudian disempurnakan dengan kerjasama terapis, subjek, dan profesi lain untuk memproses secara verbal dan menggunakannya untuk membantu Subjek menyadari dan memahami dirinya. " imbuh Herlan.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme