Tes IQ SMATAG Surabaya Mengidentifikasi Potensi dan Penjurusan Siswa

  • 19 September 2024
  • 14

Tes Intelligence Quotient (IQ) merupakan alat yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir, menalar, dan memecahkan masalah. SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya memanfaatkan tes IQ ini untuk menentukan penjurusan siswa. 


Pada Jumat (13/9/2024), seluruh siswa kelas X yang terbagi dalam 7 kelas mengikuti tes IQ. Tes ini tidak hanya digunakan untuk menentukan penjurusan ke kelas XI, yaitu IPA dan IPS, tetapi juga untuk mengidentifikasi potensi dan minat siswa agar mereka dapat memilih jalur yang tepat di jenjang pendidikan selanjutnya.


Ike Desy Asmarina, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMATAG Surabaya, menjelaskan bahwa tes IQ merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk menentukan penjurusan di kelas kelas XI. Selain tes IQ, komponen lain sebagai penentuan, diantaranya nilai rapot dan pengisian angket oleh masing-masing siswa.


“Ada 3 komponen yang dijadikan penentu dalam pembagian jurusan, yaitu tes IQ, angket, dan nilai rapot. Penentuan tahap akhir nantinya nilai rapot diambil dari nilai-nilai UTS dan UAS. Jadi hari ini kita sudah masuk ke tahap 1 penjurusan untuk nantinya siswa-siswi yang mengikuti tes untuk di kelas 11,” ungkapnya (13/9)


Tes IQ bertujuan untuk memetakan siswa sesuai dengan karakter, minat, dan bakat mereka. Meskipun Kurikulum Merdeka (Kurdeka) saat ini tidak memerlukan penjurusan formal, pemetaan tetap diperlukan untuk memastikan bahwa siswa dapat diakomodasi dengan baik.


“Pemetaan melalui tes IQ ini membantu mencocokkan minat dan bakat siswa. Meskipun Kurdeka (Kurikulum Merdeka) ini sudah tidak ada penjurusan, tetapi masih harus dilakukan pemetaan. Tujuannya agar tetap dapat diakomodir dalam merdeka belajar. Jadi merdeka itu tetap diperlukan pengelompokan,” jelas Desy


Tes IQ ini mendapat respon positif dari berbagai pihak di SMATAG, termasuk dari Wali Kelas X-6, Maulidatul Kurnia Pratiwi. Ia menilai tes IQ berperan penting dalam memahami karakter serta minat dan bakat siswa. 


“Tes ini impact-nya sangat positif karena menjadi dasar kami dalam mengetahui potensi anak kemudian kedepannya akan menjadi dasar pertimbangan kami (guru SMATAG). Hal ini  adalah kunci utama kita dalam mengenal masing-masing anak seperti apa,” ucap Wali Kelas Wali Kelas X-6 tersebut (13/9)


Tiwi, sapaan akrabnya juga menanggapi stigma terkait penjurusan, yang seringkali menganggap bahwa kelas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lebih unggul dibandingkan kelas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).


“Tidak, itu statement yang salah. Dikarenakan kita tahu bahwa tiap anak memiliki potensinya masing-masing. Jika anak yang kurang dalam nilai akademik belum tentu anak tersebut tak mampu, namun mereka pasti ada bakat di bidang lain, seperti seni atau olahraga. Kami tidak akan membedakan kemampuan anak, melainkan kita akan mendorong dan memfasilitasi kemampuan anak itu dimana saja, baik di sains atau sosialnya,” tegasnya


Sebagai Wali Kelas, Tiwi berharap tes IQ dapat meminimalisir kesalahan dalam pemilihan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa di jenjang pendidikan berikutnya.


“Harapan saya sangat besar terhadap tes IQ, dikarenakan hasilnya dapat menjadi dasar dalam mempertimbangkan terkait penjurusan dimana nantinya akan menjadi hal yang selaras dengan minat pada jenjang kuliahnya,” tutupnya (Arvina)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id