Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Resesi ramai dibicarakan pada akhir tahun 2022 lalu dan kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, serta menurunnya kegiatan dagang dan industri akan terjadi di tahun 2023.
Dilansir dari tirto.id, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menghimbau bahwasannya kondisi dunia saat ini ada di bawah awan gelap dan tahun 2023 akan ada kemungkinan terjadi badai besar atau ancaman resesi termasuk Indonesia. Sehingga, dibutuhkan beberapa keterampilan yang perlu ditingkatkan.
Dalam menghadapi resesi yang akan terjadi tahun 2023 ini, akun Instagram resmi @digitalent.komindo dan tirto.id, mengarahkan mahasiswa yang ada di Indonesia untuk meningkatkan beberapa keterampilan guna menunjang dirinya di pasar profesional.
Kemampuan Teknologi
Teknologi analog sudah mulai dilupakan secara bertahap. Dimulai dari televisi analog yang tak lagi digunakan dan mulai beralih pada televisi digital. Dapat dilihat bahwa kemajuan teknologi akan menjadi salah satu hal yang perlu dipelajari. Dalam caranya untuk meningkatkan skill teknologi seperti pembuatan web, aplikasi, perancangan teknologi baru dalam mengikuti pelatihan ringan seperti mengikuti bootcamp hingga kursus.
Kemampuan Berbahasa
Berkembangnya jaman tentu menuntut seseorang untuk mahir dalam berbahasa selain bahasa ibunya. Mempelajari bahasa asing dapat meningkatkan value diri masing-masing dan bisa menjadi sebuah kelebihan pada diri sendiri dikemudian hari. Bahasa asing yang dimaksud bukan hanya sekedar mengerti artinya namun dapat berkomunikasi dan interpretasi menggunakan bahasa asing tersebut.
Menguasai Suatu Kemampuan Secara Menyeluruh
Memilih satu ataupun dua kemampuan yang dapat diasah secara mendalam, nantinya akan membantu diri sendiri untuk memiliki nilai jual dan mata orang lain. Mengasah suatu kemampuan secara detail tersebut nantikan akan bermanfaat dimasa yang akan datang.
Mengelola Keuangan
Menurut Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi, I Wayan Nuka Lantara, Ph.D., perlu adanya upaya untuk menyiapkan dana darurat. Melakukan identifikasi ulang pada pengeluaran untuk penghematan, serta mencari penghasilan lain. “Serta melakukan investasi seperti deposito, emas serta surat berharga yang diterbitkan oleh Negara,” ujarnya. (Ratna)