Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam Training Needs Analysis (TNA) untuk membangun karakter kita harus mengetahui beberapa pertanyaan seperri permasalahan karakter seperti apa yang ingin dibangun? mengapa karakter tersebut perlu dibangun? apa tujuan membangun karakter tersebut? metode seperti apa yang akan dipakai membangun karakter? peralatan apa yang dibutuhkan? berapa lama training direncanakan? siapa yang menjadi motivator? efektifkah pelaksanaan trainingnya? Kata Niken Titi Pratitis, S.Psi, M.Si Psikolog dosen UNTAG Surabaya salah satu pemateri Workshop Character Building Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya.
Pengertian Charakter Building dalam segi bahasa, Charakter Building atau membangun karakter terdiri dari 2 suku kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character) artinya membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina, mendirikan. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan seserang dari yang lain. Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI) pengertian Membangun Karekter (character building) adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.
Ada beberapa langkah untuk menyusun TNA, yakni pengamatan, diskusi, daftar pertanyaan dan pencatatan. " saat akan akan menyusun TNA bisa melalui beberapa langkah yang dilakukan, yakni pengamatan pada tiap tingkat obyek pilihan, diskusi pada setiap tingkatan obyek pilihan, menyusun daftar pertanyaan berdasarkan pengamatan dan diskusi, dan terakhir adakan pencatatan, merekam/mencatat hasil pengamatan, diskusi, dan pertanyaan. " lanjut Dosen yang sedang menempun S3 di UNAIR Surabaya.
" Karakter yang perlu dibangun disini antara lain integrity, compassion, perseverance, tolerance, kindness, cooperation, character counts, responsibility, respect dan honesty. Nah ada dua motode training yang digunakan dalam TNA untuk membangun karakter tersebut yaitu metode in door dan metode out door. Untuk metode in door sendiri terdiri dari lecture, diskusi, brainstroming, penugasan di kelas, role play, dll, sedangkan metode out door bisa berupa game (hard risk or low risk), penjelajahan, magang, simulasi, penugasan, dll. "
Dari game dalam training ini pula memiliki beberapa makna untuk membangun karakter. Makna utamanya adalah fun activities dengan learning (Learing by doing & experiencing) yaitu pertama memberikan aktivitas secara fisik, intelektual & emosional untuk menyerap pengetahuan & ketrampilan yang ingin ditingkatkan, kedua adanya proses diskusi agar peserta bekerjasama dalam kelompok untuk memperkaya pemahaman aspek-aspek yang dipelajari, ketiga ada proses perenungan yang mendorong inter-nalisasi konsep, pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh selama pelatihan ke dalam kegiatan sehari-hari, dan keempat ada rancangan tindak lanjut yang berguna untuk menyempurnakan proses belajar selama proses pelatihan berlangsung, baik melalui evaluasi langsung / tidak langsung.
Pengurus HIMPSI Wilayah Jawa Timur terakhir mengatkan bahwa ada empat level efektivitas training, yakni meliputi level 1-reaction, level 2-learning, level 3-behavior application dan level 4 performance impact.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme