Tren Gaya Hidup YONO di 2025

  • 17 Januari 2025
  • VaniaS
  • 49

Tahun 2025 menjadi titik penting bagi banyak orang untuk mengadopsi gaya hidup minimalis, sebuah konsep yang tidak hanya mengutamakan kesederhanaan, tetapi juga memberikan solusi finansial yang relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global.


Di tengah tren gaya hidup serba cepat yang sering dikaitkan dengan prinsip You Only Live Once (YOLO), muncul sebuah gerakan baru dengan perspektif yang berbeda, yaitu You Only Need One (YONO). 


Jika YOLO mengajak orang untuk menikmati hidup tanpa batas, YONO mengingatkan pentingnya kesederhanaan dan efisiensi. Pergeseran ini mencerminkan perubahan pandangan di kalangan generasi muda, yang kini lebih memilih kehidupan bermakna dengan fokus pada kualitas, serta menghindari pola hidup konsumtif dan boros yang tidak berkelanjutan.


Dilansir dari RRI.com, saat YOLO pertama kali populer di kalangan anak muda, banyak yang menganggapnya sebagai ajakan untuk menikmati hidup dengan cara bebas dan tanpa penyesalan. Gaya hidup ini seringkali mengarah pada tindakan impulsif, instan, dan konsumtif. Meskipun memberikan kebebasan bereksperimen, tidak sedikit yang menilai YOLO hanya mendorong perilaku berisiko dan tidak berkelanjutan.


Namun, seiring meningkatnya kesadaran sosial dan mental, terutama di kalangan generasi Z dan milenial, muncul kesadaran bahwa hidup yang lebih bermakna jauh lebih penting daripada sekadar mencari kenikmatan sementara. YONO hadir sebagai alternatif, mendorong individu untuk membuat keputusan yang lebih hati-hati, serta memilih jalur hidup yang lebih berfokus pada tujuan jangka panjang dan kualitas hubungan yang lebih dalam.


YONO menekankan pentingnya makna di balik setiap tindakan dan keputusan. Alih-alih terjebak dalam kebiasaan berfoya-foya atau mengikuti tren tanpa arah, gaya hidup ini mendorong orang untuk lebih selektif dalam memilih pengalaman hidup, hubungan sosial, dan konsumsi materi. YONO mengajak masyarakat untuk fokus pada kebutuhan esensial, dengan memanfaatkan satu barang atau solusi yang benar-benar cukup untuk memenuhi keperluan tertentu.


Pergeseran dari YOLO ke YONO juga berhubungan dengan kesadaran global akan tantangan lingkungan dan sosial yang semakin mendesak. Generasi muda kini lebih sadar akan dampak konsumsi berlebihan terhadap bumi dan masa depan. Mengambil keputusan hidup yang lebih mengutamakan kualitas dan kesederhanaan, serta menghindari pemborosan, menjadi salah satu bentuk tanggung jawab terhadap planet ini.


Semakin banyak orang yang mengutamakan gaya hidup minimalis, mengurangi penggunaan barang sekali pakai, dan lebih memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pilihan konsumsi mereka. Kesadaran akan kesehatan mental juga semakin meningkat, dengan semakin banyak individu yang menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kedamaian batin dan hubungan yang sehat, bukan pencapaian materialistik.


Adopsi gaya hidup YONO tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga dapat berdampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Semakin banyak orang yang memilih untuk hidup dengan lebih sadar dan bermakna, semakin besar kemungkinan kita menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan penuh kasih.


Dengan tren ini, kita tampaknya memasuki era baru yang lebih memperhatikan kualitas hidup, bukan hanya mengejar kenikmatan sesaat. YONO mengajak kita untuk hidup lebih penuh kesadaran, bijak dalam memilih, dan lebih mendalam dalam menikmati hidup, karena kita hanya butuh satu hidup yang penuh makna.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Vania

Reporter