Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Penyakit kanker payudara menempati peringkat tertinggi dalam prevalensi penyakit yang dialami oleh kebanyakan perempuan di Kota Surabaya, diikuti oleh kanker serviks yang menduduki posisi kedua.
Menanggapi situasi ini, Gubernur Jawa Timur, Dr. (H.C.) Dra. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., menekankan pentingnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan tindakan preventif terhadap kanker, dengan harapan dapat mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Yoppi Yeremia Alexander, S.Gz, perwakilan dari Lembaga Kanker Indonesia memberikan insight pada Talkshow Kesehatan Kanker Serviks dan Kanker Payudara di Untag Surabaya mengenai berbagai upaya yang dapat diambil sebagai tindakan preventif dalam mencegah kanker serviks dan payudara.
“Faktor risiko pertama secara umum, faktor perilaku diantaranya obesitas, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan rokok baik pasif ataupun aktif,” jelas Yoppi, (10/11)
Nutrisionis tersebut menambahkan bahwa faktor karsinogen, yang merupakan faktor kedua dalam terjadinya kanker, dapat dibagi menjadi fisik, kimiawi, dan biologi. Beberapa contoh melibatkan paparan sinar UV, zat-zat yang terdapat dalam makanan yang dibakar, asap-asap dari rokok dan kendaraan, serta konsumsi formalin dan boraks.
“Adanya jamur aspergillus yang tumbuh di nasi yang berwarna kuning karena dipanaskan dengan durasi waktu yang lama, jadi kalau kita mendapatkan nasi ini harus kita buang. Jika sudah berwarna kuning nasinya tidak boleh kita konsumsi lagi, karena kalau kita sering mengkonsumsinya meningkatkan resiko terkena kanker,” paparnya
Faktor genetik dapat menyebabkan penyakit kanker diturunkan pada generasi yang lebih muda, dengan kemungkinan terjadinya hingga 5-10%.
“Bagi seseorang yang berada pada umur 35 tahun kebawah yang sering melakukan rontgen, hal ini dapat juga meningkatkan kanker pada payudara. Maka dari itu, kami sarankan untuk USG saja,” tegasnya
Gejala-gejala kanker payudara yaitu adanya benjolan pada payudara yang pada akhirnya akan terasa nyeri saat memasuki stadium 3. Pembesaran pada permukaan payudara, dan keluarnya cairan berwarna kecoklatan berbau amis merupakan tanda kanker payudara yang sudah memasuki stadium lanjut.
"Lakukan skema pemeriksaan payudara sendiri seminggu setelah menstruasi. Bagi yang sudah memasuki menopause, disarankan untuk memeriksa adanya benjolan atau tidak," ujar Yoppi.
Sementara itu, kanker serviks dapat terjadi pada wanita yang sering berganti pasangan seksual, wanita yang melahirkan lebih dari tiga kali, pasangan pria yang membawa virus dari wanita yang memiliki penyakit kepada pasangannya yang tidak terinfeksi, mengalami keputihan setiap hari, dan kurang memelihara bersihnya daerah kewanitaan.
“Untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan, daisarankan membawa pakaian dalam cadangan saat bepergian untuk mencegah pertumbuhan jamur pada daerah yang lembab. Selain itu, memotong bulu kemaluan maksimal 40 hari sekali,” jelasnya
Yoppi menambahkan untuk menghindari mengkonsumsi makanan karbohidrat secara bersamaan, meminimalisir konsumsi daging berkaki empat secara berlebihan, dan melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan terjadinya kanker.
“Konsumsi buah sirsak dan daunnya secara bergantian, benalu teh, kunir putih untuk mencegah pertumbuhan dari sel kanker,” tutupnya (Ratna)