Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam rangka memperingati Hari Lahir Bung Karno, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebangsaan Untag Surabaya menyelenggarakan Talkshow ‘Peranan Pemuda Dalam Merawat Sejarah Kebangsaan’ pada Jumat, (28/6) di Ruang Auditorium Gedung R. Ing. Soekonjono, Lt. 6.
J. Subekti, S.H., M.M., Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya sekaligus Keynote Speech Talkshow menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga dan merawat sejarah kebangsaan.
“Bung Karno pernah berkata, 'Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah'. Pesan ini sangat relevan bagi generasi muda saat ini. Pemuda adalah tulang punggung bangsa, dan mereka harus memiliki kesadaran sejarah yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujarnya (28/6)
Menurutnya, para pemuda harus mampu beradaptasi dengan tantangan-tantangan perubahan dalam era globalisasi dan digitalisasi tanpa melupakan akar sejarah dan nilai-nilai kebangsaan.
“Pemuda harus kreatif dan inovatif, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Dengan demikian, mereka bisa menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa dan negara,” tambahnya
Edward Dewaruci, S.H., M.H., narasumber satu dalam talkshow ini, mengulas tentang pentingnya memahami sejarah secara mendalam.
“Sejarah adalah cermin dari masa lalu yang bisa memberikan kita pelajaran berharga untuk masa depan. Pemuda harus bisa belajar dari sejarah, mengambil hikmah dari perjuangan para pahlawan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Edward
Edward juga menekankan pentingnya pendidikan sejarah yang berkualitas di lingkungan kampus. Menurutnya, kampus memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran sejarah di kalangan mahasiswa.
“Kurikulum pendidikan di kampus harus mampu menggugah kesadaran sejarah mahasiswa. Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti talkshow ini sangat penting untuk menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap sejarah kebangsaan,” tambahnya
Sulkhan Alif Fauzi, S.H., sebagai narasumber dua memberikan pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi pemuda dalam merawat sejarah di era digital.
“Di era digital ini, informasi sangat mudah diakses. Namun, tidak semua informasi yang beredar itu akurat. Pemuda harus kritis dalam menyaring informasi dan selalu mencari sumber yang terpercaya. Dengan begitu, mereka bisa memahami sejarah dengan benar dan tidak terjebak dalam hoaks atau informasi yang menyesatkan,” jelas Sulkhan
Sulkhan juga mengajak para mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sejarah kebangsaan.
“Pemuda harus terlibat langsung dalam kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai kebangsaan, seperti seminar, diskusi, dan penelitian sejarah. Dengan demikian, mereka bisa menjadi bagian dari upaya menjaga dan merawat sejarah kebangsaan,” tambahnya.
Sesi diskusi dimoderatori oleh Delvira Nurul Aini Y.H., S.I.Kom. Talkshow ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif bersama peserta.
“Saya sangat terinspirasi dengan talkshow ini. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil, terutama mengenai pentingnya merawat sejarah kebangsaan. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus diadakan di kampus kita,” ujar Virgiawan, peserta talkshow (Nabila)