Untag Surabaya Jadi Tuan Rumah Peresmian Lukisan Bung Karno dan Marhaen

  • 07 April 2021
  • AR
  • 1319

Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menjadi tuan rumah dalam ‘Syukuran Lukisan Pertama untuk Institut Marhaen dan Bandung Bersejarah’, pada Selasa (06/4/2021).

 

Acara yang bertempat di Plaza Proklamasi Gedung Graha Wiyata, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tersebut dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tujuh Belas Agustus (YPTA) 1945 Bambang DH dan aktivis kerakyatan senior Yacobus Mayong Padang, untuk melihat secara langsung lukisan Bung Karno dan Marhaen.

 

Lukisan berukuran 100 x 130 cm tersebut karya pelukis Surabaya bernama Sudiyanto Pandji Wiryo Atmojo atas permintaan dari aktivis kerakyatan senior Yacobus Mayong Padang. Lukisan itu bercerita tentang pertemuan bersejarah antara proklamator kemerdekaan Ir Sukarno (Bung Karno) dengan seorang petani bernama Marhaen di Cigelereng, Bandung, pada 1923 silam ini bakal dipasang di Institut Marhaen di Bandung.

 

Momen bersejarah ketika Bung Karno bertemu Marhaen (Mang Aen) di tengah sawah yang kemudian menyadarkan Bung Karno sebagai kaum terpelajar, sehingga Bung Karno bertekad bahwa Indonesia harus merdeka untuk membebaskan rakyat yang menderita tersebut diharapkan menjadi sumber inspirasi kaum intelektual.

 

Dalam momen ini, juga dipamerkan sejumlah lukisan tentang Bung Karno sebagai inspirasi gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia demi kesejahteraan bangsa Indonesia.

 

Ketua Pelaksana Nuniek Silalahi, menuturkan Kang Marhaen merupakan sosok yang memberi inspirasi kepada Bung Karno sehingga menamakan Teori Perjuangan Anti Kemiskinan (teori perjuangan kemerdekaannya) Marheinisme. Kang Marhaen sebagai rakyat Indonesia yang miskin padahal punya sawah, punya sapi, punya cangkul. Tapi miskin, karena dimiskinkan oleh sistem penjajahan. Oleh karena itu penjajahannya harus diberhentikan.

 

"Ceritanya ada Kang Marhaen yang memberi inspirasi kepada Bung Karno sehingga menamakan Teori Perjuangan Anti Kemiskinan (teori perjuangan kemerdekaannya) Marheinisme," tutur Nuniek Silalahi, Selasa (6/4/2021).

 

"Dia ini (Kang Marhaen) sebagai rakyat Indonesia yang miskin padahal punya sawah, punya sapi, punya cangkul. Tapi miskin, karena dimiskinkan oleh sistem penjajahan. Oleh karena itu penjajahannya harus diberhentikan," imbuhnya.

 

Wali Kota Eri Cahyadi dalam sambutannya mengaku sangat mengapresiasi lukisan karya Sudiyanto Pandji Wiryoatmodjo itu. Menurutnya lukisan tersebut sangat menginspirasi gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Eri yang juga Alumni Magister Teknik Sipil Untag Surabaya ini berpesan agar warga Kota Surabaya terutama generasi muda bisa mewarisi keikhlasan Bung Karno dalam memimpin.

 

"Melukis ini sangat sulit karena melukis Bung Karno butuh ketulusan hati dan menunjukkan kecerdasan superior sebagai bapak bangsa," ujar Eri Cahyadi.

 

Pendiri Institut Marhaen, Jacobus Kamarlo Mayong Padang mengatakan lukisan ini penting karena menggambarkan titik awal pergerakan kemerdekaan Indonesia yakni kemerdekaan dimulai dari tengah sawah. Pada pertemuan (dengan Kang Marhaen) itu Bung Karno memutuskan Indonesia harus merdeka.

 

"Esensi kemerdekaan Indonesia, untuk meningkatkan taraf hidup orang Indonesia. Karena Bung Karno tidak tahan melihat nasib orang di sawah, membantu Marhaen untuk meningkatkan taraf hidupnya. Inilah esensi kemerdekaan," katanya. (RA)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Ria Ayu Oktavia

Jurnalis