- Profil
- Struktural
Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kemenristekdikti telah mengumumkan 100 besar Perguruan Tinggi non Politeknik dan 25 besar Perguruan Tinggi Politeknik di Indonesia tahun 2017. Sementara UNTAG Surabaya tahun ini naik ke posisi 64, sedangkan tahun sebelumnya diperingkat 75.
Pada tahun 2017 ini performa perguruan tinggi Indonesia dinilai dari 4 (empat) komponen utama, yaitu: a) Kualitas SDM; b) Kualitas Kelembagaan; c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan; serta d) Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah.
“Tolok ukur yang digunakan oleh Kemenristekdikti hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi ada beberapa penambahan-penambahan. Kualitas SDM 30%, Kualitas Kelembagaan 28%, Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan 12%, dan Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah 30%,” kata Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya Dr. Andik Matulessy, M.Si saat ditemui warta17agustus.com, Rabu (30/8/2017).
Dilansir di website resmi Kemenristekditi (http://www.dikti.go.id) bahwa pengelompokan/klasterisasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan dalam melaksanakan tridharma, termasuk di dalamnya kesehatan organisasi. Dengan klasterisasi, Kemenristekdikti dapat menyusun formula yang tepat dalam melakukan pembinaan perguruan tinggi di Indonesia.
“UNTAG Surabaya tahun ini berada diperingkat 64 dari 100 besar perguruan tinggi non-politeknik di Indonesia. Tahun lalu UNTAG Surabaya diposisi 75,” jelas Dr. Andik.
Menurut dosen Fakultas Psikologi itu, kenaikan peringkat tersebut disebabkan karena UNTAG Surabaya terus memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya. Mulai dari SDM, kelembagaan, kegiatan kemahasiswaan, dan penelitian dan publikasi ilmiah.
“Dosen sudah banyak yang S3, sudah mengatur antara rasio dosen dan mahasiswa, tidak ada lagi prodi yang akreditasinya C, 6 prodi sudah terkreditasi A, jumlah prestasi mahasiswa dan penelitian pengabdian masyarakat sudah banyak,” tegasnya.
Dikatakan Dr. Andik, kedepan UNTAG Surabaya akan terus berupaya untuk mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (IT).
“Data base harus terus diperbaiki, terintegrasi dengan berbasis IT mulai dari kegiatan kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta kegiatan lainnya,” ujarnya.
