Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Moment perayaan tahun baru selalu identik dengan terompet. Tahukah kamu bahwa setiap terompet tahun baru yang diproduksi pasti melewati uji coba oleh para pembuatnya.
Isu bahaya penggunaan terompet mulai beredar kembali. Terompet dikabarkan dapat menyebabkan penularan beragam penyakit, bahkan kanker. Hal ini tentunya meresahkan masyarakat awam. Namun, apakah terompet benar-benar bisa menularkan beragam penyakit berbahaya?
Penyakit yang sempat diisukan bisa menular melalui terompet tahun baru ini diantaranya penyakit kanker mulut, kanker lidah, kanker darah, hepatitis, HIV, TBC, dan penyakit-penyakit menular lainnya.
Beberapa kepala daerah, bupati, walikota, hingga pejabat negara melarang keras penjualan terompet tahun baru, salah satunya ialah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma melarang penjualan terompet di ibu kota provinsi Jawa Timur saat perayaan tahun baru 2021. Hal itu merupakan bentuk antisipasi resiko penularan Covid-19.
"Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi karena itu kami imbau tidak ada yang jualan terompet," kata Risma seperti dikutip dari Antara, Kamis (17/12).
Risiko penularan Covid-19 sangat mungkin terjadi karena air liur masuk saat terompet ditiup. Risma khawatir hal itu akan memperbesar resiko penularan khususnya bagi anak-anak. Terlebih lagi, terompet yang dibuat pasti melewati uji coba yang dilakukan dari pembuatnya. Kemudian dicoba kembali oleh penjualnya, dan tidak menutup kemungkinan dicoba oleh calon-calon pembeli sebelumnya.
Namun Risma tidak mempermasalahkan apabila ada warga yang berinisiatif membuat terompet untuk digunakan sendiri. Untuk itu, pihaknya akan merazia penjual terompet dengan tujuan melindungi warga dan mencegah penularan Covid-19.
"Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda tentang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat," ucapnya.
Selain itu, Risma juga mengajak masyarakat agar dapat melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat ada penjual terompet. Bagi dia, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Ia juga tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali meningkat. (RA)
Reporter