Wisuda ke-130 Untag Surabaya: Prof. Rhenald Kasali Ajak Lulusan Berani Berubah

  • 25 Februari 2025
  • 87

Prof. Rhenald membuka orasi dengan membahas perubahan drastis yang terjadi di dunia, terutama dari segi populasi. Ia menyoroti bahwa jumlah manusia di bumi telah meningkat dari 3 miliar menjadi 8,3 miliar jiwa. Hal ini membawa tantangan besar, mulai dari keterbatasan sumber daya alam hingga krisis lingkungan akibat eksploitasi berlebihan. 


“Pentingnya inovasi dalam sains dan teknologi untuk menjawab permasalahan global, termasuk dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan. Dunia hari ini tidak sama seperti dulu. Kita membutuhkan pendekatan baru, teknologi baru, dan yang terpenting, cara berpikir yang lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks,” jelasnya (22/2)


Ia juga membahas fenomena sosial yang sedang berkembang, seperti menurunnya angka kelahiran di banyak negara maju, termasuk Jepang dan Korea Selatan.


“Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin kecil kemungkinan mereka memiliki anak dalam jumlah banyak. Ini adalah realitas yang sedang terjadi dan akan berdampak pada banyak sektor, termasuk tenaga kerja dan ekonomi global,” imbuh Guru Besar UI tersebut


Dunia Digital dan Tantangan Masa Depan


Selain membahas demografi dan lingkungan, Prof. Rhenald mengulas dampak besar digitalisasi terhadap kehidupan manusia, mulai dari cara berkomunikasi, bekerja, dan berbelanja.


“Hari ini, kehidupan kita berada dalam kendali algoritma. Spotify mengenali selera musik kita lebih baik daripada pasangan kita sendiri,” ujarnya dengan nada humor


Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan teknologi, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi. Keamanan data, ancaman siber, dan ketergantungan berlebihan pada dunia digital menjadi isu yang perlu diantisipasi. 


Di sektor pekerjaan juga mengalami disrupsi besar-besaran. Beberapa sektor seperti perbankan, media, properti, dan manufaktur menghadapi penurunan permintaan tenaga kerja akibat otomatisasi dan efisiensi berbasis teknologi.


Sementara itu, startup yang dulu dianggap menjanjikan kini menghadapi goncangan finansial, bahkan beberapa terjerat skandal besar, seperti kasus pembukuan ganda yang mencoreng industri teknologi.


Untag Surabaya Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan


Di tengah berbagai tantangan global, Prof. Rhenald menegaskan bahwa mental fleksibilitas dan ketangguhan adalah kunci utama dalam menghadapi dunia yang semakin tidak terduga.


“Lulusan Untag Surabaya harus memiliki kemampuan beradaptasi, tidak boleh terpaku pada pengetahuan lama. Ilmu yang Anda miliki hari ini bisa usang dalam lima tahun ke depan jika tidak terus belajar dan berkembang,” tegasnya


Sebagai perguruan tinggi yang terus berinovasi, Untag Surabaya berkomitmen mencetak lulusan yang siap bersaing. Melalui pembaruan kurikulum, pembelajaran berbasis teknologi, dan kerja sama dengan industri, kampus ini memastikan mahasiswanya memiliki keterampilan relevan di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dan BANI (Brittle, Anxious, Non-Linear, Incomprehensible).


Membangun Masa Depan dengan Mental Toughness


Menutup orasinya, Prof. Rhenald Kasali mengajak para wisudawan untuk memiliki mental toughness, yaitu ketangguhan dalam menghadapi tantangan.


“Dunia kerja dan industri akan terus berubah, tetapi mereka yang memiliki pola pikir terbuka dan fleksibel akan selalu menemukan peluang baru. Masa depan bukanlah sesuatu yang akan datang dengan sendirinya, melainkan sesuatu yang harus kita ciptakan. Jangan hanya menjadi penonton dalam perubahan, tetapi jadilah pelaku utama yang membentuk masa depan,” tutup pendiri Rumah Perubahan tersebut


Orasi ilmiah Prof. Rhenald Kasali menjadi bekal berharga bagi para wisudawan Untag Surabaya dalam menapaki masa depan. Perjalanan mereka tidak berhenti di bangku kuliah, tetapi justru baru dimulai untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan dan ketidakpastian. (Boby)?


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id