Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Saat ini, tingkat persaingan antar industri manufaktur semakin ketat. Menurut Dosen Teknik Industri UNTAG Surabaya Wiwin Widiasih, ST.,MT, industri yang dapat menghasilkan produk yang tepat waktu dan tepat jumlah akan mampu bertahan dalam persaingan.
“Melalui program pengabdian masyarakat ini, saya mencoba mencarikan solusi atas permasalahan yang ada di industri manufaktur, yaitu pada CV. Surya Mas Rubber. CV ini bergerak di bidang pengolahan karet teknik yang menerapkan sistem order,” kata Wiwin kepada warta17agustus.com.
CV. Surya Mas Rubber yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur itu, jelas dia, sudah mulai beroperasi sejak tahun 2000. Sebagai industri kecil, CV. Surya Mas Rubber dalam menjalankan kegiatan usahanya menggunakan peralatan konvensional, sehingga hanya mampu memproduksi dengan jumlah dan jenis yang terbatas. Meskipun demikian, kepercayaan pelanggan kepada CV. Surya Mas Rubber semakin tumbuh dan berkembang. Kemudian, pada akhir tahun 2006 secara resmi industri tersebut telah terdaftar di Departemen Perindustrian.
“Dalam kegiatan usahanya, CV. Surya Mas Rubber mempunyai beberapa permasalahan yang menghambat proses produksi. Salah satunya adalah kualitas bahan baku yang kurang baik sehingga menyebabkan cacat pada produk saat proses pembuatan. Tentu saja hal ini akan merugikan pihak perusahaan. Masalah lainnya yang juga terjadi, yaitu keterlambatan pengiriman bahan baku pada CV. Surya Mas Rubber. Masalah-masalah tersebut dapat menghambat proses produksi,” ungkap Wiwin.
Dosen Teknik Industri tersebut mengatakan, jika hambatan-hambatan tersebut terjadi dan tidak ditangani maka akan menimbulkan kerugian atau pengurangan profit. Hingga saat ini CV. Surya Mas Rubber belum pernah melakukan kajian risiko atau penanganan hambatan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani tarjadinya hambatan atau risiko pada CV. Surya Mas Rubber.
“Untuk itu, melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh UNTAG Surabaya ini, saya melakukan Analisis Manajemen Risiko pada CV. Surya Mas Rubber dengan Pendekatan SCOR Model. Dalam pelaksanaan program ini, saya juga melibatkan dua mahasiswa,” tambahnya. Adapun mahasiswa Teknik Industri yang membantu Wiwin adalah Anam dan Rere.
Lebih lanjut Wiwin menjelaskan, manajemen risiko dilakukan di ruang lingkup rantai pasok CV. Surya Mas Rubber dengan pendekatan SCOR model meliputi aspek plan, source, make, delivery, dan return. Kajian risiko dilakukan dengan melakukan tahapan penetapan ruang lingkup berdasarkan SCOR model, identifikasi risiko dan validasi risiko, analisis risiko, serta evaluasi risiko.
“Untuk selanjutnya perlu dilakukan perumusan mitigasi risiko serta monitoring dan review atas risiko yang telah diprioritaskan pada peta risiko. Sementara untuk melakukan mitigasi risiko bisa dilakukan dengan cara menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak perusahaan,” pungkasnya.
Perlu diketahui bahwa Program Pengabdian Masyarakat Mandiri merupakan program yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNTAG Surabaya. Sementara itu, hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat Wiwin Widiasih, ST.,MT telah dipresentasikan kepada tim reviewer Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada 16 November 2017 lalu.