Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dra. Tatik Meiyuntariningsih, M.Kes., Psikolog dan Dr. IGAA Noviekayati, M.Si., Psikolog anggota Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) mengisi acara Workshop Counseling for Counselor Fakultas Psikologi (FPsi) UNTAG Surabaya pada gelombang ke dua, Sabtu lalu, (12/11/16). Dua dosen Psikologi UNTAG Surabaya tersebut mengisi materi mengenai konseling dan konseling kelompok.
Konseling adalah Suatu proses bantuan menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang yang membutuhkannya, karena ketidakberdayaannya mengatasi masalahnya sendiri. Dilakukan melalui interaksi langsung yang bersifat pribadi antara konselor dan klien / konseli. Sehingga dengan adanya bantuan tersebut, konseli / klien mampu mengembangkan potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik.
Tatik Meiyuntariningsih menjelaskan bahwa ada 3 tujuan konseling yaitu agar klien lebih percaya diri dan merasa yakin pada kemampuannya untuk membuat keputusan-keputusan serta mengatasi permasalahan yang dihadapi, agar klien memiliki kondisi psikis yg terintegrasi dengan baik dan agar secepat mungkin terjadi perubahan perilaku secara sadar pada diri klien.
" Efektif tidaknya konselor tergantung latar belakang pendidikan konselor, kualitas kepribadian konselor, pemahaman terhadap teori konseling dan praktek sebagai konselor, kemampuan dan ketrampilan konselor. Dan untuk menjadi pribadi konselor yang efektif yaitu harus menyadari akan diri dan nilai-nilai yang dimiliki, menyadari adanya perbedaan budaya antar individu, menaruh minat yang tinggi pada orang lain, memiliki kondisi emosi yang stabil, mampu sebagai model yang baik, menghargai fakta, bertanggungjawab, berpegang teguh pada kode etik profesi, ramah, sabar dan menarik. " Ucapnya
Seorang konselor itu harus memiliki microskill dalam konseling, dengan teknik konseling yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling. " Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien. Hal ini mencangkup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat menimbulkan hal positif, seperti meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan mempermudah ekspresi perasaan klien secara bebas. "
Ada cara untuk mendorong klien untuk berbicara, meningkatkan kesadaran konselor terhadap perasaan klien, memperoleh informasi dan memberi arahan percakapan terhadap klien yaitu dengan sikap mendengarkan yang baik. Karena kebanyakan manusia adalah ahli dalam berbicara dan presentasi, tetapi mendengar merupakan keahlian yang terabaikan.
" Meterampilan mendengarkan secara aktif merupakan hal mendasar yang harus diterapkan dalam proses konseling. " kata alumni Mahasiswa UGM tersebut.
Dr. IGAA Noviekayati, M.Si., Psikologi pemateri kedua menjelaskan konseling kelompok artinya adalah sekelompok orang yang bermasalah yang memiliki tujuan untuk saling mendengar dan memahami satu sama lain sehingga menemukan suatu pemecahan permasalahan. Dari kedua jenis konseling yaitu konseling kelompok VS individual itu pada dasarnya sama baiknya hanya tergantung pada individu (karakter dan masalah) dan situasi. " Konseling kelompok dengan individual itu sama baiknya hanya yang membedakan pada individunya dan situasinya. Seperti setting: sekolah, rumah sakit, tempat rehabilitasi, pusat kesehatan mental (pusat krisis). " jelasnya
Pembentukan kelompok, anggota berasal dari individu yang memiliki permasalahan yang sama (self help group: kelompok penderita asma, kanker atau penyakit lainnya ataupun permasalahan lainnya seperti kelompok pasca bencana), terbentuknya dapat berdasarkan kesadaran sendiri atau dimasukkan dalam kelompok, Individu yang sukar masuk kelompok jika: memiliki mood yang tidak stabil, dominan, memiliki misi tertentu, tidak menyukai kelompok.
Jenis kelompok terbagi menjadi enam yaitu 1. Education Group, 2. Discussion group, 3. Task group, 4. Growth and experiential groups, 5. Counseling and therapy group 6. Self Help Group dan tahapan kelompok konseling ada 3 tahapan yakni Beginning Stage, Middle atau Working Stage dan Ending atau Closing Stage
" Yang dimaksud Beginning Stage : perkenalan, mendiskusikan beberapa topik yang akan dipakai kelompok sebagai tujuan bersama, menjelaskan aturan kelompok, memberikan ruang kepada setiap anggota kelompok untuk mengecek tingkat kenyamanan mereka berada dalam kelompok, Working Stage : anggota sudah mulai fokus dengan tujuan kelompok, anggota belajar hal baru dari mendengar dan berusaha untuk memahami dan mendiskusikannya, dinamika kelompok terbentuk sehingga muncul berbagai alternatif penyelesaian masalah, Jumlah sesi: variatif (paling banyak diantara ke-3 tahapan, peran leader: memberikan motivasi agar dinamika kelompok tetap terbentuk dan menjaga agar tidak terjadi konflik dan Closing stage berisikan kesimpulan dari tujuan yang disepakati di awal pertemuan, Anggota memperlihatkan perubahan perilaku yang diharapkan, Kesepakatan untuk menghentikan pertemuan " Kata Dr. Novie
" Jangan keluarkan kalimat negatif karena apa yang sering anda ucapkan yang tanpa disadari membuat anda menjadi lemah " sarannya ketua pemantauan dan evaluasi pelayanan jasa dan praktek psikologi HIMPSI Jawa Timur.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme