Alat Detektor Gangguan Grounding Dan Netral Pada Gardu Distribusi

  • 17 Februari 2017
  • 6272

Riyan mahasiswa Prodi Teknik Elektro UNTAG Surabaya membuat alat Detektor Gangguan Grounding dan Netral pada Gardu Distribusi untuk memudahkan dalam pemutusan aliran listrik sehingga konsumen tidak mengalami kerugian akibat ketidakstabilan tegangan.

Riyan Eko Ardianto mengatakan kualitas tegangan adalah salah satu hal penting dalam sistem tenaga listrik, baik itu pada jaringan distribusi primer maupun pada jaringan distribusi sekunder. Jika tegangan tidak sesuai dengan spesifikasi peralatan yang dipakai pelanggan akan berakibat kerusakan pada peralatan tersebut.

Alat detektor gangguan grounding dan netral putus pada gardu distribusi berfungsi sebagai  pemutus aliran listrik jika terjadi tegangan yang tidak sesuai dengan SPLN, menggunakan perintah mikrokontroler untuk pemicunya, menggunakan relay dengan pengaturan mikrokontroler sebagai pemutus aliran listrik dalam keadaan over voltage maupun under voltage. “ Alat ini menggunakan 3 buah sensor tegangan ZMPT101B , sensor tersebut akan mengukur tegangan AC yang masuk ke Arduino Mega 2560 dan mengubahnya ke tegangan DC 5V guna pembacaan pin Arduino tersebut. Selain itu digunakan juga trafo 220V AC yang outputnya dirubah menjadi 5V DC guna pembacaan di board Arduino mega 2560 untuk mengukur apakah ada grounding yang putus atau tidak,”jelas mahasiswa asal Pasuruan tersebut.

“ Data hasil input olahan input tersebut, dikelola oleh mikro kontroler akan ditampilkan pada sebuah LCD karakter 16x2 dan outputnya akan digunakan untuk menggerakkan relay guna memutus otomatis MCCB yang disediakan untuk alat ini. Secara garis besar sistem ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 3 unit sensor tagangan, 1 unit sensor arus, relay on/off, sistem  minimum mikrokontroler Arduino Mega 2560, penampil LCD Karakter 16x2, Dimmer dan solenoid sebagai eksekutor autotriping MCCB nya,” tambah mahasiswa Prodi Teknik Elektro tersebut.

Sistem ini dapat berjalan sesuai dengan harapan sebagai pembatas karena dilengkapi dengan sensor arus dan sensor tegangan yang ditampilkan pada LCD karakter 16x2. Sebagai pemutus dilengkapi dengan relay sebagai penerima instruksi dari sistem mitrokontroler. MCCB tambahan dilengkapi karena dalam kondisi dilapangan banyak ditemui tidak adanya pemutus langsung secara bersamaan jika terjadi kelainan pada salah satu fasa yang terganggu. Secara keseluruhan alat telah berfungsi sebagimana yang diharapkan dan bisa digunakan untuk mengurangi dampak kerusakan pada peralatan instalasi milik pelanggan bila terjadi tegangan tinggi atau rendah yang tidak sesuai dengan standart yang ditentukan PLN.

Untuk pemasangan alat pada gardu distribusi milik PLN perlu pengukuran terlebih dahulu arus dan tegangan normalnya biar dalam setting awalnya lebih real terutama untuk arus yang melewati grounding, pengemasan alat hendaknya bisa lebih praktis dan pada pengembangan selanjutnya diharapkan dapat di koneksikan dengan aplikasi tambahan agar eksekusi pemutusan secara otomatis sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan rekening listrik,” tutup Riyan.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id