Ali Rafsanjani Ciptakan Rancang Bangun Sistem Presensi Mahasiswa Berbasis NFC

  • 24 Januari 2017
  • 6018

Ali Rafsanjani mahasiswa Teknik Informatika UNTAG Surabaya Ciptakan Rancang Bangun Sistem Presensi Mahasiswa Berbasis Near Field Communication (NFC). Diharapkan penelitiannya tersebut menjadi alternatif pengganti sistem presensi manual, mempermudah pencatatan kehadiran dan perekapan laporan kehadiran presensi mahasiswa.

Ketertarikan Ali ciptakan Rancang Bangun Sistem Presensi Mahasiswa Berbasis NFC, karena dia melihat dalam proses presensi mahasiswa di perguruan tinggi masih ada yang menggunakan metode manual, yaitu tanda tangan pada lembaran presensi atau setiap dosen memanggil nama mahasiswa satu persatu untuk menghindari kecurangan presensi yang dilakukan oleh mahasiswa.

“Presensi manual membutuhkan waktu yang lama, kemudian masih sering terjadi penitipan presensi, dan adanya pemborosan tenaga untuk memanggil mahasiswa satu persatu,” kata mahasiswa alumni SMK Barunawati Surabaya itu saat ditemui warta17agustus.com, Rabu  (18/1/2017).

Lebih lanjut Ali mengatakan, penelitian sistem presensi mahasiswa pernah dilakukan sebelumnya menggunakan metode barcode berbasis android, yang menerapkan teknologi kode QR dengan perangkat android sebagai alat pemindainya. Sementara itu, penelitian lain mengenai sistem absensi kerja berbasis android. Penelitian ini karyawan diminta melakukan presensi dengan mengambil gambar dirinya sendiri kemudian sistem akan mencatat waktu presensi karyawan tersebut.

“Dari penelitian yang pernah dilakukan, maka saya merancang dan membangun sistem presensi menggunakan teknologi NFC. Teknologi NFC lebih unggul dibandingkan teknologi identifikasi lainnya, seperti teknologi fingerprint, barcode, karena dalam pembacaan atau penulisan ulang data pada NFC tag tidak membutuhkan kontak langsung antara NFC tag dengan reader,” jelasnya.

Dalam praktiknya, kata dia, setiap mahasiswa mempunyai kartu tanda mahasiswa (KTM) berbasis NFC tag. Pada saat dosen pengajar memasuki ruang perkuliahan, dosen pengajar melakukan login pada sistem menggunakan ponsel android untuk membuka sesi presensi mahasiswa, lalu mahasiswa dapat melakukan presensi dengan mendekatkan KTM ke ponsel android dosen pengajar yang memiliki konektifitas NFC secara bergantian.

“NFC adalah seperangkat teknologi konektifitas nirkabel berbasis teknologi Radio Frecuency Identity (RFID) yang menggunakan induksi medan magnet untuk berkomunikasi antar perangkat elektronik dalam jarak yang dekat. Jarak maksimum yang dibutuhkan untuk berkomunikasi adalah 4 cm,” papar Ali.

Teknologi NFC juga memungkinkan pertukaran data antar gadget dan alat dengan sentuhan jarak dekat. Waktu yang dibutuhkan untuk pertukaran data kurang dari sepersepuluh detik. NFC tidak menggunakan pengaturan manual koneksi seperti konektifitas bluetooth, NFC sudah secara otomatis mengkoneksikan kedua perangkat dengan cepat sesuai kebutuhan. NFC bekerja pada frekuensi 13.56 MHz dengan kecepatan transfer rata-rata di atas 424 Kbps. Target utama pengguna NFC adalah telepon seluler.

Sementara pengoperasian NFC terbagi menjadi dua mode, yakni terbuka (aktif) dan tertutup (pasif). Dengan mode aktif pengguna melakukan pertukaran data dengan memanfaatkan 2 perangkat NFC. Sedangkan mode pasif hanya mendukung salah satu dari dua perangkat untuk melakukan pengiriman dan penerima data, perangkat lainnya hanya berfungsi sebagai penerima data.

“Metode yang digunakan untuk pengembangkan sistem adalah SDLC (Software Development Life Cycle). SDLC terdiri dari beberapa tahap diantaranya: rencana, desain, implementasi, uji coba, dan pemeliharaan,” ucap mahasiswa kelahiran Surabaya, 12 Juni 1994 itu.

Ali memaparkan, sistem yang dirancang dan dibuat merupakan sistem yang berjalan pada sistem operasi berbasis android. Sistem tersebut dapat memindai informasi yang tersimpan dalam tag NFC mahasiswa. Sistem ditulis menggunakan bahasa pemrograman java android. Sebagai penyimpanan record presensi, sistem dibangun menggunakan database SQLite dan MariaDB.

“Sistem akan menyimpan record presensi mahasiswa ke dalam database lokal terlebih dahulu, kemudian jika ponsel terdapat jaringan internet maka otomatis akan tersinkronasi dengan database server. Sistem presensi memberikan laporan rekap presensi setiap mata kuliah dengan periode mingguan maupun semester dalam bentuk mobile view ataupun web view,” ujar Ali.

Pada sistem yang dibuatnya itu terdapat 8 menu, yaitu login, import data kelas, set pertemuan, scan, validasi, sinkronasi database, laporan presensi dan pre/posttest. Admin dan dosen melakukan setup master data melalui web.

“Pada saat melakukan scanning presensi mahasiswa pada ponsel android dosen pengajar dapat dilakukan dengan jarak 1 s.d. 1.7 cm,” pungkasnya.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id