Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Bulan Safar adalah bulan kedua setelah bulan Muharram dalam kalender islam pada penanggalan Hijriah. Pada tahun 2021 bulan Safar jatuh pada hari Rabu, 8 September 2021.
Di Indonesia berkembang anggapan di masyarakat bahwa bulan Safar adalah bulan sial atau biasa disebut tasyauman. Anggapan ini sudah berkembang sejak zaman jahiliah.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda “Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar” (HR al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad II/327).
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya melarang umatnya untuk mempercayai anggapan dan mitos tentang bulan Safar seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang para burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Safar.”
Disebutkan juga pada sumber hadits shahih lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa” (HR Bukhari).
Menanggapi berbagai mitos tentang kesialan bulan Safar dilansir dari video youtube.com, Syaikh Shalih Al-Fauzan mengingatkan kaum muslimin bahwasanya “Barang siapa mempercayai anggapan seperti ini, hukumnya tidak diperbolehkan. Dan anggapan sial seperti ini termasuk kebiasaan orang-orang Jahiliah.”
“Bulan Safar itu layaknya bulan-bulan yang lain. Kita tidak istimewa dalam bulan Safar dan tidak ada kesialan di bulan ini. Bulan Safar hanyalah salah satu bulan Allah SWT. Dan tidak perlu diyakini yang aneh-aneh pada bulan tersebut.” ujar Syaikh Shalih Al-Fauzan
Kesimpulannya Bulan Shafar yang biasa diyakini sebagian banyak umat islam terkhususnya di Indonesia sebagai “bulan kesialan” itu adalah Mitos semata. Karena semua takdir manusia itu sudah ditentukan oleh Allah SWT di Lauhul Mahfudz.