Berbagai Tradisi Warisan Leluhur Umat Hindu di Bali

  • 24 Januari 2020
  • YRS
  • 1819

Indonesia dikenal memiliki banyak budaya dan tradisi, salah satunya tradisi umat Hindu di Bali. Hingga saat ini hal tersebut masih diikuti dan dilestarikan dengan baik. Berikut berbagai macam tradisi peninggalan leluhur umat Hindu Bali yang menarik untuk diketahui.

 

Pemakaman Desa Trunyan. Pada umumnya orang meninggal bagi umat Hindu di bali selain dikubur bisa juga dibakar atau dikremasi. Tapi berbeda dengan tradisi di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli. Jasad orang meninggal di Desa Trunyan hanya diletakkan di bawah pohon Menyan, di atas tanah tanpa dikubur. hanya dipagari oleh bambu supaya tidak dimakan binatang liar. Menariknya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk hingga tinggal tulang belulangnya saja.

Tradisi Mesbes Bangke. Tradisi tersebut berlangsung di Banjar Buruan, Tampak Siring, Gianyar dengan mencabik-cabik mayat seseorang yang akan dikremasi oleh warga sebelum menuju tempat pembakaran. Namun tradisi Mesbes Bangke itu hanya berlaku untuk mereka yang ngaben sendiri atau ngaben pribadi yang tidak berlaku untuk ngaben massal.

 

 

 

 

 

 

Tradisi Mekotek. Prosesi atau ritual Mekotek ini hanya bisa anda temukan di desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Dikenal juga dengan Gerebeg Mekotek, tradisi unik di pulau Bali ini digelar setiap 6 bulan sekali, tepatnya saat perayaan Hari Raya Kuningan atau 10 hari setelah Galungan. Prosesi ini digelar dengan tujuan tolak Bala untuk melindungi dari serangan penyakit dan juga memohon keselamatan.

Tradisi Mesuryak. Sebuah tradisi unik di pulau Bali yang merupakan warisan budaya leluhur ini hanya bisa ditemukan di desa Bongan, Kabupaten Tabanan. Tradisi ini digelar dengan tujuan sebagai penghormatan terhadap para leluhur dengan cara bersorak beramai-ramai dengan memberikan perbekalan seperti beras dan uang. Tradisi bersorak beramai-ramai ini kemudian dibarengi dengan melempar uang ke udara dan diperebutkan oleh warga. Mesuryak digelar setiap 6 bulan sekali pada Hari Raya Kuningan.

 

 

 

 

 

Tradisi Perangf Ketupat. Tradisi ini hanya bisa ditemukan di desa Kapal, Kec. Mengwi, Kab. Badung. Budaya dan Tradisi unik di Bali ini digelar dalam rangkaian upacara Aci Rah Pengangon setiap satu tahun sekali yaitu pada hari Purnama. Warga menggunakan ketupat untuk berperang, mereka terbagi menjadi dua kelompok kemudian saling lempar dan saling serang antar kelompok. Perang Ketupat ini hanya melibatkan kaum laki-laki yang menggunakan pakaian adat Bali.

Sumber : https://www.balitoursclub.net/tradisi-unik-di-bali/

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Y. RAKA S.

Reporter