Dinobatkan Sebagai Pahlawan Lingkungan, Dosen Untag Surabaya Memberi Pengaruh Positif Terhadap Masyarakat Luas

  • 21 Februari 2019
  • REDAKSI
  • 6572

Sosok Dra. Noorshanti Sumarah, S.Ikom., M.Ikom., dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik (FISIP) Untag Surabaya, memiliki banyak kesibukan lain di luar kampus, salah satunya sebagai pemerhati lingkungan. Hampir 1,5 dekade Noorshanti menjadi sosok pemerhati lingkungan, sehingga memberi pengaruh positif kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat di kota Pahlawan Surabaya.

2 Agustus 2015 lalu, Noorshanti mendapat apresiasi oleh Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, M.T. dan dinobatkan sebagai Pahlawan Lingkungan.

Berawal dari workshop dan pelatihan yang diadakan oleh Walikota Surabaya Dr. H. Bambang Dwi Hartono, M.Pd pada tahun 2005, Noorshanti mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Noorshanti sadar bahwa masalah lingkungan harus mendapat penanganan khusus. Jika tidak, maka akan berdampak buruk kepada masyarakat luas.

''Saya mengikuti workshop lingkungan ketika masa kepemimpinan Bambang DH 2005 lalu. Di sana diarahkan bagaimana cara mengelola lingkungan dengan baik dan benar. Setelah itu dipilih lah beberapa fasilitator lingkungan, dan saya adalah salah satunya. Sejak itu kami mulai giat melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang pengelolaan lingkungan,'' ucap dosen Ilmu Komunikasi tersebut.

Noorshanti menyebutkan, ada 3 pilar terkait program-programnya yang selama ini sudah diterapkan bersama warga sekitar dalam mengelola lingkungan. Semua dilakukan demi kesadaran terhadap masalah lingkungan. Jika lingkungannya bersih dan nyaman, menurutnya kesejahteraan masyarakat akan dapat tercapai.

''Pilar yang pertama yaitu penghijauan, selain menyuburkan tanah dan biopori, penghijauan juga memproduksi oksigen. Berikutnya yaitu sanitasi, sanitasi memang harus disosialisasikan supaya saluran pembuangan tidak tercemar dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Terakhir tentang pengelolaan sampah, diantaranya bagaimana memilah sampah yang basah dan kering, sehingga dari sana dapat melakukan daur ulang,'' papar dosen pengampu mata kuliah Azaz-Azaz Manajemen itu.

Sosok yang mengaku menggemari keterampilan ini, tidak ingin membiarkan sampah berserakan, terutama sampah plastic. Sampah plastik dapat merusak ekosistem jika tidak dilakukan penanganan. Sampah ini susah terurai di tanah dan banyak kasus terkait hal ini. Maka dari itu, Noorshanti beserta warga lainnya memanfaatkan sampah plastik yang awalnya sama sekali tak bernilai menjadi sebuah hasil karya yang menarik.

‘’Sudah lama hobi saya membuat sesuatu dari bahan-bahan daur ulang, seperti plastik, koran, bahkan dari kulit jagung sekalipun. Saat ini kami memang lebih fokus mendaur ulang plastik menjadi sebuah hasil karya, karena kami tahu plastik itu sulit terurai. Jika ini dibiarkan dampaknya akan merusak ekosistem. Kasus-kasus akibat sampah plastik semacam ini sudah sering terjadi,’’ ungkapnya.

Noorshanti berharap supaya masyarakat semakin bijak mengelola lingkungan dan sadar terkait bahaya yang ditimbulkan akibat pengelolaan sampah yang kurang tepat. Melalui program-program yang telah berjalan hingga saat ini, semoga masyarakat dapat lebih bertanggung jawab atas lingkungannya masing-masing.

‘’Sebagai penggiat lingkungan, semoga semua warga di Indonesia, khususnya warga di lingkungan Untag Suarabaya tahu bagaimana harus bertanggung jawab atas lingkungannya. Yang paling gampang adalah tanggung jawab terhadap sampah. Bagaimana cara menyiasati supaya lingkungan kita bebas dari sampah dan Itu harus dilakukan mulai dari sekarang,’’ Tutup Noorshanti ketika ditemui warta17agustus.com di kantornya, (14/02/2018).

Repoter : YRS

Editor     : LA_unda

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI