Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya, Denny Christupel Tupamahu lulus Magister Psikologi UNTAG Surabaya dengan tesis berjudul “ Diskusi Dilema Moral Dalam Meningkatkan Empati Aparatur Satpol PP Kota Surabaya”.
Denny tertarik melakukan penelitian tersebut karena aparat Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) dalam melaksanakan tugas terbentur oleh pandangan negatif dari masyarakat, hal ini terkait dengan saat melakukan pengamanan dan pelayanan masyarakat, hendaknya lebih mengedepankan moral dan rasa kepedulian (empati) daripada bertindak secara arogan. Hal tersebut juga secara tidak sengaja berdampak terhadap citra dan nama baik dari aparatur Satpol PP itu sendiri dan juga pemerintah.
“ Rendahnya empati aparat Satpol PP dapat dipicu oleh munculnya kesan sebagai tempat buangan PNS yang kurang berprestasi. Hal tersebut berdampak pada adanya anggapan Satpol PP sebagai PNS yang tidak professional, arogan, hanya berkata SIAP tanpa ada pemikiran konsekuensi, mudah menerima suap dari PKL (Pedagang Kaki Lima), dan memiliki mentalitas yang rendah. Salah satu metode untuk meningkatkan empati seseorang adalah melalui metode diskusi dilema moral,” tambah jelas Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya tersebut.
“ Dengan mengambil subyek aparatur Satpol PP kota Surabaya yang berarti meneliti orang dewasa, hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti mahasiswa dan remaja. Metode yang digunakan sebagai perlakuan berupa diskusi dilema moral. Penelitian ini untuk menguji dan menganalisis penggunaan metode diskusi dilema moral dalam meningkatkan empati aparatur Satpol PP di Kota Surabaya,” jelas mahasiswa yang hobi bela diri itu.
Adapun kesimpulan atas penelitiannya (1) Pada keseluruhan faktor emphaty ada perbedaan antara kelompok eksperimen (diberi perlakuan diskusi dilema moral) dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen memiliki empati lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. (2) Aspek faktor cognitive empathy (F1), faktor emotional reactivity (F2), dan faktor social skills (F3) disimpulkan ada perbedaan antara kelompok eksperimen (diberi perlakuan diskusi dilema moral) dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen memiliki empati lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, (3) Hal tersebut menunjukkan bahwa metode diskusi dilema moral ini efektif dilakukan untuk dapat meningkatkan empati aparatur Satpol PP di Kota Surabaya, sehingga hipotesis penelitian terbukti.
“ Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel penelitian selain diskusi dilema moral yang dapat meningkatkan rasa empati dari aparatur Satpol PP di Kota Surabaya dan pemerintah kota Surabaya sebaiknya memberikan pendidikan moral bagi aparatur Satpol PP, agar dalam bertugas lebih mengedepankan rasa empati terhadap masyarakat. Hal tersebut dilakukan supaya terbangun karakter positif yang nantinya bisa mengubah persepsi buruk masyarakat tentang Satpol PP,”tutup Denny.