Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dua dosen Teknik Industri UNTAG Surabaya Hery Murnawan, ST.,MT, dan Putu Eka Dewi Karuniwati, ST.,MT membuat Rancang Ulang Produk Alat Pengupil Jagung dengan Methode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis SWOT. Rancang ulang alat tersebut diharapkan dapat mempermudah petani dalam proses pemipilan jagung.
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak diusahakan petani karena merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras. Pasca panen jagung petani akan melakukan penjemuran jagung agar kadar air turun sampau 5-8% sehingga jagung dalam keadaan kering dan dapat dilakukan proses pemipilan. Proses pemipilan jagung yaitu memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Proses pemipilan yang biasa dilakukan dengan tangan menyebabkan kelelahan pada bagian jari.
“Sementara alat pemipil jagung awalnya didesain dengan proses penekanannya secara horizontal dan desain ini banyak kekurangan yaitu pendek dan jagung tumpah kemana-mana saat dipipil. Sehingga diperlukan perancangan ulang alat pemipil jagung,” kata Hery saat dikonfirmasi warta17agustus di kantornya, Senin (13/11/2017).
Lebih lanjut dia menjelaskan, perancangan ulang alat pemipil jagung dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen yaitu petani sebagai penggunanya. Rancangan alat pengupil jagung dibuat berdasarkan faktor kebutuhan dan kenyamanan konsumnya. Alat pengupil yang tepat guna dengan biaya pembuatan dan pemeliharaan yang relatif murah serta memiliki tingkat kemudahan dalam pengoperasian.
“Memperhatikan kebutuhan konsemen tersebut, dilakukan proses perancangan ulang alat pengupil jagung dengan QFD. Atribut yang digunakan dalam proses perancangan alat pengupil jagung dengan metode QFD meliputi Aspek Fungsi, Kualitas, Desain dan Harga. Rancangan desain baru hasil metode Quality Function Deployment (QFD) kemudian dianalisa menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi bersaing dipasar,” tambah Hery.
Setelah dilakukan penelitian, jelas Hery, desain rancangan ulang produk pengupil jagung melalui pendekatan QFD dan analisis SWOT membuktikan hasil desain sesuai dengan kebutuhan konsumen yang ditunjang oleh bahan baku yang tahan lama, kokoh dan model yang mempermudah konsumen dalam proses pemipilan biji dari tongkol jagung.
“Sedangkan dari aspek memang harga produk ini lebih mahal dari produk pesaing karena bahan yang digunakan terbuat dari bahan yang mahal dan ditunjang dari kualitas yang lebih kokoh, kuat sehingga biaya produksi semakin mahal,” tegasnya.