Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Disertasi ''Hegemoni Negara Implementasi Kebijakán Keluarga Berencana di Kota Surabaya'' mengantarkan Dra. Anis Masluchah, M.Si meraih gelar Doktor (S3) Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAG Surabaya. Ujian terbuka terselenggara awal Oktober lalu (6/10) di Meeting Room, gedung Graha Wiyata lantai 1 UNTAG Surabaya.
Dengan dikoordinasikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pemerintah beserta segenap potensi masyarakat yang ada melakukan program pelembagaan KB, yang tidak terlepas dari diskursus-diskursus pembangunan. Dalam program melembagakan KB ini, tampak bahwa negara melalui aparaturnya berhasil menegakkan dominasinya terhadap warga yang oleh Gramsci disebut sebagai kekuasaan hegemonik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh diskripsi tentang usaha negara menciptakan hegemoni dalam implementasi kebijakan keluarga dan memformulasikan model hegemoni negara dalam implementasi kebijakan keluarga berencana. Data digali dengan wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis data secara kualitatif. Data terdiri atas data kualitatif didukung data kuantitatif yang bersumber dari informan dan kepustakaan. Teori yang diaplikasikan yakni : teori negara dan peranannya, teori implementasi kebijakan publik, dan teori hegemoni.
Hasil penelitian Anis Masluchah menggambarkan, pertama, cara yang ditempuh aparat negara dalam mensosialisasikan program KB tersebut relatif halus atau tanpa menggunakan paksaan (coersion), lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah kesadaran warga masyarakat akan pentingnya program KB tersebut atau melalui cara consensio yang merupakan ciri hegemoni. walaupun hegemonisasi berproses kuat dan segala macam diskursus pembangunan melingkupi warga Ampel, namun resistensi sosial tidak dapat dihindari. Atas dasar pemahaman Masyarakat adat Ampel muncul keragaman sikap dan perilaku yang pada dasarnya terbagi dalam tiga kategori yaitu mereka yang terhegemoni penuh baik sikap maupun perilakunya, mereka yang memiliki sikap dan perilaku resistensi sebagai superfisial dan mereka yang resistensi riil.
Kedua, model hegemoni yang lebih sesuai adalah model hegemoni integral dengan menggunakan pendekatan persuasif dalam mensosialisasikan program KB sehingga dapat mencapai konsesus yang pada akhirnya akan merubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat tentang kebijakan KB yang merubah pandangan dari KB sebagai kebijakan pemerintah menjadi KB sebagai program yang memang mereka butuhkan.
Selain itu, Fungsional Widyaiswara Ahli Utama di Pemerintah Kota Surabaya tersebut dalam disertasinya merekomendasikan, bahwa meskipun dalam penelitian ini telah dijelaskan proses-proses sosial yang menandai hegemoni negara dalam implementasi kebijakan KB dan memberikan kritik teori sehingga melahirkan model homogeni yang dianggap sesuai dengan kondisi masyarakat Ampel, namun kajian tentang keterlibatan institusi masyarakat pendukung KB masih terbatas pada hal-hal yang bersifat umum atau kajian yang dilakukan kurang terfokus pada lembaga-lembaga tertentu. Hal ini penting mendapatkan perhatian dari lembaga yang menangani program KB agar dapat mengoptimalkan peran institusi-institusi di masyarakat. Disamping itu pengkategorian pemahaman keagamaan subyek tidak dilakukan dalam penelitian ini atau dengan kata lain pemahaman keagamaan subyek dalam penelitian ini masih dinilai sama.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme