Indra Ringgih Rowandi dan Arif Sugianto Ciptakan Speed Bumb Sebagai Sumber Tenaga Listrik Alternatif

  • 01 September 2016
  • 6076

Indra Ringgih Rowandi dan Arif Sugianto berhasil ciptakan speed bumb sebagai sumber tenaga listrik alternatif. Dengan alatnya tersebut dua mahasiswa jurusan Teknik Elektro UNTAG Surabaya itu ingin membantu mengurangi jumlah kebutuhan listrik yang ada di jalan raya sebagai penerangan jalan.

Energi merupakan aspek kehidupan yang kini menjadi sorotan, semakin menipisnya cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar utama menyadarkan manusia untuk segera mencari alternatif pengganti yang bersifat terbaru dan ramah lingkungan. Hemat energi tidak hanya pada lingkup pabrik, tetapi juga pada lingkup kegiatan manusia sehari-hari. Kebanyakan energi listrik yang digunakan saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil yang pembakarannya menjadi penyumbang terbesar penyebab pemanasan global.

“Di negara maju sudah melakukan penghematan listrik menggunakan beragam tenaga alternatif, misalnya dengan pemanfaatan kincir angin, meter turbin, sollar cell, dll. Kehadiran alat penyimpan daya dengan pemanfaatan tekanan dari pzioelectric ini diharapkan dapat membantu meringankan beban biaya serta dapat mengurangi penggunaan energi listrik berlebih,” kata Indra saat dikonfirmasi warta17agustus.com, Rabu (31/8/2016).

Sistem energi pzioelectric mayoritas memanfaatkan polisi tidur sebagai acuannya dengan menggunakan sensor tekanan. Sistem hemat energi ini dimaksudkan agar dapat membantu mengurangi jumlah kebutuhan listrik yang ada di jalan raya sebagai penerangan jalan.

Speed Bump, jelas Indra, merupakan pembangkit yang tidak hanya terdiri dari sistem dari sensor tekanan yang kemudian menjadi arus listrik. Pada speed bump membutuhkan sistem pendukung yang bersifat menyimpan energi listrik yang dibangkitkan agar keluarannya dapat lebih stabil dan dapat dirubah dari arus DC to AC, yang dapat digunakan ketika malam hari sebagai penerangan.

“Satu unit speed bump terdiri dari beberapa komponen antara lain, piezoelectrik yang berfungsi sebagai pembangkit listrik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Juga ada piezoelectrik energy hearvesting yang berfungsi untuk meregulasi energi yang dihasilkan oleh sensor piezoelectric sebelum masuk ke charger controller,” tambah mahasiswa yang berdomilisi di Kendangsari, No. 12A Surabaya itu.

Selanjutnya adalah pengisian muatan baterai atau disebut dengan charger controller. Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh speed bump agar penyimpanan ke baterai sesuai dengan kapasaitas baterai dengan range yang ditentukan dari nilai minimal – maximal, Automatich Time Switch adalah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat listrik (beban) secara atomatis sesuai setting yang telah ditentukan, kabel merupakan peralatan yang berguna untuk penghubung arus listrik, dan sistem kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapt tumpuan jepit dan ujung lain menggantung bebas. Pada speed bump kantilever berfungsi sebagai penghubung gaya gerak yang dihasilkan oleh kendaraan.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Arif Sugianto mengatakan, pertumbuhan teknologi ramah lingkungan akhir – akhir ini memang sangat diperlukan dengan harapan akan memiliki tingkat efesien yang tinggi. Tetapi, sangat disayangkan tingkat penelitian speed bump sebagai sumber alternatif energi listrik di Indonesia sendiri sangat jarang dijumpai, seharusnya pemerintah secara jeli harus melihat potensi masa depan dengan tidak hanya mengandalkan energi listrik PLN saja sebagai sumber energi.

Besarnya energi listrik yang dihasilkan sangat tergantung dari banyaknya (tekanan) kendaraan yang melintasi speed bump. Untuk itu, diperlukan perencanaan perhitungan secara detail dan terperinci yang baik dan akurat untuk sistem yang akan dibuat,” jelas Arif.

Adapun sistem perencanaannya harus memperhatikan besarnya daya yang terpasang dan berapa besar daya yang dikonsumsi dalam kurun waktu pamakaian per hari ( Kwh  hours ), berapa besar daya yang dihasilkan oleh speed bump dengan asumsi penyimpanan dalam kurun waktu 10 jam, dalam hal ini memperhitungan ukuran sensor tekanan (piezoelectrik) dan sistem rangkaian yang digunakan yang akan dipasang, berapa kapasitas baterai yang diperlukan tergantung dari beban yang diinginkan dan penggunaan baterai (Ampere Hour), dan bagaimana rangkaian alih daya dari sistem speed bump ke listrik PLN jika benar baterai tidak mendapatkan supplay dari speed bump dalam jangka waktu tertentu.

Dari hasil pengujian Pembangkit Listrik Tenaga Tekanan pada lampu led PJU untuk keperluan penerangan jalan adalah speed bump sebagai sumber tenaga listrik alternatif menggunakan rangkaian pararel dengan jumlah sensor sebanyak 300 buah, maka tegangan yang dihasilkan adalah 18 Volt dan 0,3 mA,” ujar Arif.

Menurut Arif, alat yang mereka buat ini lebih baik digunakan pada jalur rel kereta api, karena pada jalur rel kereta api terdapat tekanan yang lebih besar dan banyak. Selain itu, besar kecilnya daya yang dihasilkan tergantung dari jumlah sensor dan banyak kendaraan serta beban yang melintasi speed bump.

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id