Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kebanyakan wanita pada saat menglami masa Klimakterium akan timbul kecemasan, hal tersebut akan berpengaruh pada kesehatan dan emosional kurang stabil, Arik Triastutik mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Profesi UNTAG Surabaya tertarik melakukan penelitian tentang persoalan kecemasan panita pada pasa klimakterium, berikut hasil penelitiannya tentang " Efektivitas Pelatihan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Terhadap Penurunan Kecemasan Wanita Pada Fase Klimakterium Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang Premenopause ".
Mahasiswa kelahiran kota Pamekasan tersebut mengatakan tertarik melakukan penelitian tersebut karena telah banyaknya teori yang menyatakan SEFT berguna untuk mengatasi masalah emosi. Dan bertujuan untuk menguji efektifitas pelatihan SEFT dalam menurunkan kecemasan wanita yang berada pada masa klimakterium. Dan menguji perbedaan kecemasan wanita yang berada pada masa klimakterium berdasarkan pengetahuan tentang premenopause.
" Telah banyak penelitian tentang SEFT berguna untuk mengatasi masalah emosi, diantaranya adalah penelitian oleh Yuliani dan Purwanti (2013) yang melaporkan bahwa setelah dilakukan spiritual healing kecemasan wanita menopause sudah tidak ada lagi. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Dhianto juga melaporkan bahwa ada pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi hernia di RSUD Kraton Pekalongan (Dhianto et al., 2014). Dari situlah saya ingin melakukan penelitian tentang efektivitas pelatihan SELF," Jelasnya pada warta17agustus.com
Lebih lanjut, dia menjelaskan hasil penelitiannya dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasilnya pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai Z = -2,820 dengan nilai p = 0,005 (p < 0,05) artinya dapat disimpulkan bahwa intervensi pelatihan SEFT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan pada wanita premenopause. Hal ini menandakan bahwa terjadi penurunan skor skala kecemasan, artinya pelatihan SEFT efektif secara signifikan untuk menurunkan kecemasan wanita yang berada pada masa klimakterium yang sedang mengalami fase premenopause, sehingga hipotesis diterima.
Arik juga menyarankan kepada subjek penelitian yaitu Wanita pada fase Klimakterium ini disarankan untuk lebih sering lagi mengaplikasikan SEFT dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai upaya preventif menurunkan kecemasan pada saat mengalami gejala-gejala premenopause ataupun sebagai upaya kuratif menghilangkan munculnya simtom-simtom kecemasan yang mungkin masih dirasakan.
" Semoga hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan kecemasan pada Wanita Klimakterium, " Tutupnya
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme