Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiswa UNTAG Surabaya yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Nogosari, Kabupaten Pacitan membuat alat deteksi longsor. Pembuatan alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui bencana tanah longsor sejak dini, sehingga meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
Menurut Ketua KKN Desa Nogosari, Fikri Ferdian Laksamana Arrafi, Desa Nogosari berada di kawasan dataran tinggi, sehingga banyak area yang tanahnya mengalami pergeseran. Hal ini tidak jarang menyebabkan terjadinya longsor. Untuk itu, dengan dibuatnya alat deteksi longsor diharapkan dapat mengetahui gejala tanah longsor sejak dini.
''Alat pendeteksi longsor yang kami buat adalah, dengan sistem mekanis yang sederhana, alat akan mengaktifkan sirine jika terjadi pergeseran tanah. Alat pendeteksi longsor sederhana ini memiliki 3 instrumen utama, yakni timbal pemberat, tuas pengaktif switch sirine (sensor penggerak), dan tiang sirine,'' jelasnya kepada warta17agustus.com.
Lebih lanjut mahasiswa Prodi Manajemen tersebut, menjelaskan tentang cara kerja alat deteksi longsor ketika terjadi pergerakan tanah sekitar 20 cm antara timbal pemberat dan sensor penggerak, maka timbal otomatis akan menarik kawat, kemudian diteruskan oleh tuas penggerak yang terdapat pada sensor penggerak dan mengubah posisi saklar yang semula OFF menjadi ON, sehingga mengaktifkan sirine longsor.
''Dengan adanya alat deteksi longsor ini kami berharap warga sekitar area yang berpotensi tinggi terjadinya longsor dapat memanfaatkannya sehingga merasa lebih aman dan warga yang berada di area yang berpotensi tinggi bisa termotivasi dengan membuat alat pendeteksi longsor sendiri. Karena untuk perawatan alat deteksi longsor juga mudah, hanya perlu pengecekan rutin sebulan sekali untuk kekencangan dan kondisi kawat penarik tuasnya,'' ujar Fikri.