Hari Raya Saraswati adalah hari yang penting bagi umat hindu, khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan. Diperingati setiap enam bulan sekali, pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung.
Kebetulan tahun ini, hari raya Saraswati jatuh pada Sabtu, 7 Desember 2019. Umat Hindu mempercayai hari Saraswati adalah turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan keberadaban umat manusia.
Hari raya Saraswati adalah hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, biasanya para siswa sekolah melakukan upacara sembahyang di sekolah masing – masing dengan dilanjutkan ke pura – pura. Hari raya ini sangat penting bagi umat Hindu khususnya para pamong siswa – siswi serta pengabdi ilmu pengetahuan lainnya.
Sebagai seorang dewi, beliau disimbolkan duduk diatas teratai dengan berwahanakan seekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan gitar membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kin membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan veena atau bermudra memberkahi.
Arti dan makna dari simbol diatas adalah:
- Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci.
- Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna: Semua bentuk ilmu dan sains yang bersifat sekular. Tetapi walaupun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) dapat mengarahkan kita ke moksha, namun avidya (ilmu pengetahuan sekular jangan diabaikan dulu). Seperti yang dijelaskan Isavasya-Upanishad: ‘’Kita melampaui kelaparan dan da-haga melalui avidya, kemudian baru melalui vidya meniti dan mencapai moksha.’’
- Veena, bermakna: seni, musik, budaya dan suara AUM. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.
- Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna: Ilmu pengetahuan spiritual itu lebih berarti daripada berbagai sains yang bersifat secular (ditangan kiri). Akan tetapi bagaimanapun pentingnya kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan, namun tanpa penghayatan dan bakti yang tulus, maka semua ajaran ini akan mubazir atau sia-sia.
- Wajah cantik jelita dan kemerah-merahan, bermakna: Simbol kebodohan dan kemewahan duniawi yang sangat memukau namun menye-satkan (avidya).
- Angsa (Hamsa), melambangkan: Bisa me-nyaring air dan memisahkan mana kotoran dan mana yang bisa dimakan, mana yang baik mana yang buruk, walaupun berada di dalam air yang kotor dan keruh maupun Lumpur, (simbol vidya).
- Merak, bermakna: berbulu indah, cantik dan cemerlang biarpun habitatnya di hutan. Dan ber-sama dengan angsa bermakna sebagai wahana (alat, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).
- Bunga Teratai/Lotus, bermakna: bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang in-dah walaupun hidupnya di atas air yang kotor.
Makna Pemujaan Kepada Dewi Saraswati
Dewa berasal dari kata ‘’div’’ yaitu sinar atau pancaran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek – aspek dengan pancaran sinar – Nya (Nur Illahi) yang bermacam – macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).
Paradewa ini mempunyai pendamping yaitu: Brahma pendampingnya Saraswati, Wishnu pendampingnya Lakshmi dan Shiwa pendampingnya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrahkan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), kecerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saraswati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri menguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.
Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Saraswati (simbol vidya) atas karunia ilmu pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodohan), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.
Makna Dari Perayaan Dewi Saraswati
Dari perayaan ini kita dapat mengambil hikmahnya, antara lain:
- Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan – Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.
- Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.
- Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
- Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.
- Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang tulus.
- Laksanakan Puja/sembahyang sesuai dengan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah, kuil, atau pura dan lain – lain.
Sumber : https://pmhdwarmadewa.wordpress.com
https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id