Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Trio Wicaksono, Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Untag Surabaya berhasil membuat aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Adaptive – Learning menggunakan metode terbaru yaitu Felder – Silverman. Penggunaan metode tersebut dirasa lebih efektif untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh yang sudah diterapakan di beberapa perguruan tinggi.
Trio mengungkapkan bahwa metode Felder – Silverman adalah metode terbaru yang modern dan banyak dipakai saat ini dalam pembelajaran jarak jauh, karena metode ini termasuk metode terlengkap yang bisa dikembangkan lebih jauh lagi nantinya. Dalam metode tersebut ada 4 dimensi gaya pembelajaran, dimana masing – masing dimensi mempunyai gaya belajarnya masing – masing. Yaitu gaya belajar active dan reflective, gaya belajar sensing dan intuitive, gaya belajar visual dan verbal, serta gaya belajar sequential dan global.
‘’E – Learning ini adalah yang terbaru untuk memberikan pembelajaran kepada user atau penggunanya sesuai dengan gaya belajarnya. Jadi aplikasi ini bisa membedakan antara pengguna satu dengan yang lainnya sesuai dengan gaya belajarnya masing – masing. Contohnya saat mahasiswa senang dengan gaya belajar membaca, maka materi yang akan diberikan adalah materi bacaan, begitupun dengan mahasiswa yang gaya belajarnya lebih suka dengan gambar, grafik atau mapp maka materi yang diberikan juga akan seperti itu dan seterusnya sesuai dengan gaya belajar yang berbeda – beda pula,’’ jelasnya kepada reporter warta17agustus, (13/08/19).
Berawal dari pembuatan E – Learning terdahulu yang pernah dibuat oleh dosen pembimbingnya, Supangat M.Kom., I.T.I.L., C.O.B.I.T., Trio kemudian diarahkan untuk mengembangkan dan membuat E – Learning terbaru dengan mengacu terhadapat penelitian tersebut.
‘’Penelitian terdahulu Pak Supangat sebagai dosen pembimbing saya adalah pembuatan E – Learning berdasarkan kepribadian, contohnya seperti mahasiswa introvert dan ekstrovert sedangkan aplikasi ini saya kembangkan lagi sehingga menjadi pembelajaran jarak jauh berdasarkan gaya belajarnya,’’ ungkap Trio.
Lebih lanjut, Mahasiswa asal Belitung itu mengaku keunggulan aplikasi tersebut memiliki grafik kebutuhan materi dari kelas yang diajar oleh dosen, jadi dosen bisa mengetahui ada berapa mahasiswa yang membutuhkan materi dari kelasnya, contohnya seperti materi multimedia, konten web ref, book, serta maind mapp. Fitur ini akan mempermudah dosen untuk menyusun materi nantinya.
‘’Proses awalnya saat mahasiswa loggin ke aplikasi ini, sistem akan mengarahkan ke kuesioner yang nantinya dari hasil ini akan menentukan gaya belajar mahasiswa tersebut. Setelah hasil kuesioner didapatkan, selanjutnya sistem akan menyimpannya kemudian dikumpulkan sesuai gaya belajarnya dan akhirnya membentuk grafik status kebutuhan materi yang nantinya menjadi acuan dosen membuat materi,’’ paparnya.
Terakhir, calon wisudawan bulan September 2019 itu berharap kedepannya agar aplikasi ini bisa lebih dikembangkan, terutama kepada mahasiswa yang mengambil tugas akhir E – Learning. Sehingga aplikasi buatannya bisa layak pakai dan dapat diterapkan di berbagai lingkup akademisi.
‘’Karena aplikasi ini masih tergolong penelitian yang baru sehingga masih banyak keterbatasan dan ruang lingkup yang terlalu sempit terutama untuk materinya, maka saya berharap akan ada mahasiswa yang mengembangkan aplikasi ini lebih baik lagi sehingga aplikasi ini bisa sempurna dan dapat dinikmati semua orang, khususnya dibidang akademisi baik SD, SMP, SMA maupun Universitas,’’ tutupnya.
Reporter : MKM
Editor : LA_Unda