Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Masalah kardiovaskular bukan hanya soal penyakit jantung, tapi juga resiko dislipidemia. Dislipidemia adalah ketidakseimbangan lipid seperti kolesterol, low-density lipoprotein kolesterol, (LDL-C), trigliserida, dan high-density lipoprotein (HDL). Dengan kata lain dislipidemia mengacu ada tingkat yang tak sehat pada satu atau lebih jenis lipid dalam darah. Ada beberapa penyebab penyakit dislipidemia.
Mengutip NCBI, lipid, seperti kolesterol atau trigliserida, diserap dari usus dan dibawa ke seluruh tubuh melalui lipoprotein untuk energi, produksi steroid, atau pembentukan asam empedu. Kontributor utama jalur ini adalah kolesterol, low-density lipoprotein kolesterol (LDL-C), trigliserida, dan high-density lipoprotein (HDL).
Ketidakseimbangan salah satu faktor ini, baik dari penyebab organik maupun nonorganik, dapat menyebabkan dislipidemia.Mengutip Healthline, jika seseorang menderita dislipidemia hal ini berarti kadar LDL atau trigliserida terlalu tinggi. Sedangkan kadar HDL berarti terlalu rendah.
Kolesterol LDL dianggap sebagai jenis kolesterol "jahat". Itu karena dapat menumpuk dan membentuk gumpalan atau plak di dinding arteri. Terlalu banyak plak di arteri jantung dapat menyebabkan serangan jantung. HDL adalah kolesterol "baik" karena membantu menghilangkan LDL dari darah.
Penyebab Penyakit Dislipidemia
Penyakit ini dibagi menjadi dua tipe yaitu primer dan sekunder. Keduanya akan berbeda penyebabnya. Dislipidemia primer adalah penyakit yang diturunkan. Sedangkan dislipidemia sekunder adalah kondisi yang didapat. Itu berarti berkembang dari penyebab lain, seperti obesitas atau diabetes.
Siapa saja bisa mengalami dislipidemia dan tidak pernah mengetahuinya. Seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala yang jelas. Ini sering ditemukan selama tes darah rutin. Namun, dislipidemia dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, yang dapat bersifat simtomatik.
Penyebab penyakit dislipidemia antara lain:
- Diet yang tak tepat
- Merokok
- Genetik
- Obesitas
- Gaya hidup sedenter (tak banyak bergerak)
- Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans
- Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada kadar trigliserida yang lebih tinggi.
Kondisi medis lain yang dapat meningkatkan risiko dislipidemia meliputi:
- diabetes tipe 2
- hipotiroidisme
- penyakit ginjal kronis
Cek Risiko Dislipidemia
Riwayat kesehatan sangat penting untuk mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi mengalami dislipidemia. Selain itu riwayat sosial akan mencakup penggunaan tembakau atau detail spesifik tentang diet juga penting untuk diketahui soal risiko penyakit tersebut.
Riwayat medis masa lalu sangat penting dalam mengidentifikasi pasien yang akan membutuhkan pencegahan primer versus pencegahan sekunder jika terapi statin memerlukan inisiasi. Terakhir, riwayat keluarga penting untuk mengidentifikasi hiperkolesterolemia familial yang menjadi penyebab penyakit dislipidemia.
Sumber : CNNIndonesia
Jurnalis