Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika mendorong penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) dalam layanan publik pemerintahan. AI dibuat sedemikian rupa sehingga teknologi atau sistem yang dihasilkan akan melaksanakan perintah sesuai dengan tujuannya. Teknologi AI mampu merespon ataupun bereaksi secara real time dan saat ini telah banyak digunakan di negara - negara maju.
Dalam kesempatannya ketika menghadiri salah satu kegiatan di Jakarta, Rudiantara mengatakan bahwa saat ini posisi pekerjaan seperti customer servis sangat mungkin digantikan dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
‘’Terutama dalam penggunaan chatbot atau sebuah program komputer yang dirancang untuk menyimulasikan percakapan intelektual dengan manusia, baik secara audio maupun teks sebagai customer service,’’ papar Rudiantara dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta, pada Selasa (17/09/19).
Tidak hanya itu, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika tersebut, ada banyak kelebihan dari Artificial Intelegence, salah satunya adalah penyelesaian tugas yang berulang dan menyimpan dalam bentuk Que Card. Namun meskipun begitu AI tetap ada sisi kelemahannya. Hal itu ditunjukkannya dengan mengajak Robot Sophia, robot tercerdas di dunia dalam perhelatan mengenai perkembangan teknologi.
Berawal dari pertanyaan yang dilontarkan Rudiantara terkait hubungan asmara antara robot dengan manusia. Robot Sophia menjawab bahwa hal tersebut memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram. Meski Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda. Kemudian, Rudiantara kembali bertanya soal kencan dan Sophia tampak bingung.
‘’Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak di-script dan tak ada di Que-Card (kartu pertanyaan). Robot pun tidak mampu bertindak dan berpikir natural seperti manusia. Stand up comedian tidak dirancang kalimatnya kalau tidak pakai Que Card, Sophia bisa tidak karuan jawabannya. Bagaimana pun manusia tidak bisa dikalahkan oleh AI,’’ imbuh Rudiantara.
Dalam kesempatan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika menegaskan kembali terkait komitmen pemerintah dalam mengakomodasi perkembangan teknologi dengan pendekatan light-touch regulation. Bahkan dirinya saat ini senang bergaul dengan para developer muda supaya lebih dapat mendengar pendapat mereka.
‘’Peran pemerintah pun kini bergeser dari sekadar regulator menjadi fasilitator dan akselelator agar memberi jalan ke startup untuk berkembang, sekaligus membantu mempertemukan investor asing dengan lokal. Saya sekarang lebih banyak bertemu dengan milenials. Kita bicaranya guys, bro, sis, maunya apa,’’ ungkapnya.
Dalam acara yang dihadiri juga oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf itu, Menteri Kominfo Rudiantara juga menjelaskan tentang upaya Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem digital dan mendorong anak muda untuk membangun startup digital.
Reporter