Model Pemberdayaan Industri Kecil Batik Tanjung Bumi Meningkatkan Produktivitas Dan Daya Saing Industri Kecil

  • 11 November 2015
  • 5993

Penelitian Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Dra. Titiek Rachmawati, SE.,M.Si, Dr. Nanis Susanti, MM, dan Drg. Pramita Studiviany S.,MM lolos desk evalution hibah bersaing. Adapun penelitian dosen UNTAG Surabaya ini, yaitu tentang Model Pemberdayaan Industri Kecil Batik Tanjung Bumi.

Dewasa ini, industri kreatif menjadi salah satu topik utama dalam dunia industri bahkan sub sektor industri kreatif menjadi salah satu program quick wins Pemerintahan Jokowi-JK yang dituangkan dalam program Nawa Cita yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Berbagai kebijakan dan program pemerintah dicanangkan dalam rangka mewujudkan industri kreatif Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dan untuk mengembangkan ekonomi Indonesia.

Titiek selaku ketua tim peneliti mengatakan, di Provinsi Jawa Timur, batik tersebar di berbagai daerah bahkan Madura hampir merata di empat kabupaten. Total industri kerajinan batik di jawa timur yang tercatat di Desperindag sebanyak 191 sentra industri kecil dan menengah yang tersebar di kabupaten/kota. Industri batik, dikelompokkan dengan industri bordir, tenun, dan produk tekstil. “Jumlah unit usaha tercatat sebanyak 5.926 dengan tenaga kerja sebanyak 21.000 orang lebih. Total nilai produksi tidak kurang Rp 243 milyar setahun,” kata Titiek kepada warta17agustus.com, Selasa (10/10/2015).

Kontribusi industri batik, lanjut dia, meski masih skala rumahan, memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Dari 5,01 % pertumbuhan ekonomi Jatim 2009, sekitar 53,4% berasal dari Usaha Kecil Menengah yang mayoritas dari pengrajin, yang di antaranya adalah pengrajin batik. Salah satu jenis batik yang menjadi produk unggulan jawa timur adalah batik tanjung bumi. Tanjung bumi adalah suatu wilayah kecamatan pantai, “Madura. Di wilayah tanjung bumi terdapat 897 unit usaha yang tersebar di 3 desa sentra kerajinan batik, yaitu Desa Telaga Biru, Desa Paseseh dan Desa Tanjung Bumi dengan 1121 orang pengrajin,” jelasnya.

“Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas industri kecil di wilayah Tanjung Bumi serta meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di pasar internasional,” pungkas Titiek.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Titiek dan timnya adalah mensinergikan model manajemen rantai pasokan, efisiensi proses produksi, serta strategi pemasaran untuk meningkatkan produktivitas daya saing batik Tanjung Bumi.   


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id