Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Menjadi penentu dalam pemilihan umum Israel, Partai Islam Ra'am akhirnya mengukir sejarah. Mansour Abbas Ketua Umum Ra'am, memanfaatkan kesempatan tersebut demi menyerukan kerja sama Arab dan Yahudi pada pemerintahan yang akan datang.
Dalam pidatonya, Abbas berharap supaya partai-partai Yahudi di Israel tidak memboikot partai Islam untuk bergabung dengan pemerintah berikutnya. Iya menyampaikan bahwa saat ini lah waktu yang tepat untuk berubah.
‘’Sekaranglah waktunya untuk berubah,’’ ujar Mansour Abbas ketika dikutip dari Times of Israel, pada hari Jumat, 2 April 2021.
Pemilu Israel yang berlangsung pekan lalu berakhir tanpa partai yang menguasai mayoritas kursi dalam parlemen. Bagaimana pun juga, partai-partai di sana harus berkoalisi untuk dapat memenangkan kursi Perdana Menteri.
Akan tetapi koalisi pemerintah yang mendukung kembali Benjamin Netanyahu maupun partai-partai oposisi belum cukup memenuhi ambang batas yang diperlukan untuk bisa mencalonkan perdana menteri. Di sini lah partai Ra'am menjadi kunci karena belum menentukan sikap akan bergabung ke kubu mana.
Sedangkan, jika Benjamin Netanyahu ingin kembali berkuasa atau oposisi ingin merebut kekuasaan, maka harus bisa merangkul Partai Ra'am. Sayangnya kerja sama antara Ra'am dan partai-partai Yahudi yang berada di belakang Netanyahu kemungkinan besar sulit terjadi.
Dalam pidato yang disiarkan langsung pada Kamis malam oleh semua statsiun televisi utama di Israel, Mansour Abbas tidak mengungkapkan dukungannya ke Netanyahu atau pemimpin oposisi Yair Lapid. Abbas juga menolak untuk mengasosiasikan partainya dengan salah satu blok politik.
Terlebih lagi ia menambahkan bahwa pihaknya bersedia bekerja dengan semua partai politik Yahudi, kiri dan kanan, melanggar tradisi politik Arab Israel selama puluhan tahun yang menghindari kerja sama erat dengan pemerintah Israel atas konflik dengan Palestina.
‘’Apa yang mempersatukan kita semua lebih besar dari apa yang memisahkan kita,’’ imbuh Mansour Abbas.
Mansour Abbas mengklaim dirinya sebagai seorang Muslim dan seorang Arab, tetapi juga seorang warga negara Israel.
Sumber : tempo.co
Reporter