Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Millenia Prihatini menjadi lulusan terbaik untuk program sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAG Surabaya pada Wisuda Semester Gasal 2017/2018. Wisuda ke 116 tersebut berlangsung di Lapangan Parkir Timur, Sabtu (3/3/2018).
Leni adalah lulusan dari Ilmu Komunikasi dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,80. Sementara judul skripsi yang berhasil mengantarkan perempuan asal Lamongan itu adalah, “Komunikasi Interpersonal Pengasuh Dalam Membentuk Konsep Diri di Panti Asuhan”. Dimana penelitian tersebut dilakukan di Panti Asuhan Pancasila Turi, Lamongan.
''Penelitian saya menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian studi kasus dan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam. Sementara untuk keabsahan datanya menggunakan triangulasi sumber,'' kata Leni kepada warta17agustus.com.
Adapun hasil penelitian Leni adalah, komunikasi interpersonal pengasuh dalam membentuk konsep diri pada anak terlantar di Panti Asuhan Pancasila Turi Lamongan dengan menggunakan komunikasi interpersonal yang efektif dengan pendekatan humanistis. Melalui pendekatan humanistis keterbukaan anak, pengasuh mengetahui latar belakang dan persoalan anak. Selanjutnya setelah anak mengungkapkan keterbukaanya, maka mulailah pengasuh menyalurkan rasa empati, memberikan perhatian-perhatian yang dibutuhkan anak sesuai dengan persoalan atau masalah yang dialami anak.
''Perhatian juga diwujudkan pengasuh dalam sikap mendukung kepada setiap kegiatan sehari-hari anak yang dalam bentuk sikap positif yang dapat membentuk konsep diri pada anak terlantar. Kesetaraan juga terjadi ketika dalam cara pengasuh membuat anak merasa nyaman dan terbuka tentang dirinya dalam berkomunikasi, guna membentuk konsep diri pada anak terlantar dengan standar keberhasilan dari pengasuh sesuai nilai dan norma agama dan bangsa,'' jelasnya.
Menurut Leni, karakteristik komunikasi interpersonal yang efektif dapat dilihat dari tiga sudut pandang, salah satunya adalah sudut pendekatan humanistis. Temuan dalam penelitiannya menunjukkan beberapa efektivitas komunikasi interpersonal yang paling menonjol atau efektif adalah keterbukaan dalam komunikasi antara pengasuh dan anak terlantar. Seperti yang telah dilakukan pengasuh di Panti Asuhan Pancasila terhadap anak terlantar, ketika pengurus mulai membangunkan sebuah konsep diri, menekankan pada keterbukaan dan bersifat dari sisi kemanusiaan pada anak terlantar dengan memosisikan diri mereka adalah orang terdekatnya, tidak segan-segan para pengurus terjun langsung dalam kegiatan anak.
''Dengan pandai-pandainya pengasuh memosisikan diri sebagai orang yang terdekat si anak sebagaimana bentuk khusus dari komunikasi interpersonal yang melibatkan antara anak, orang tua, saudara, suami, istri dan lain lainya. Sehingga mulai dari situlah anak bisa menerima kehadiran pengasuh terlibat dalam kehidupannya, dapat mendengarkan keterbukaan dan memberikan mereka sebuah konsep diri ke arah yang lebih baik,'' ujarnya.