Potensi Unggulan Ekonomi Daerah Mendukung Pengembangan Produk Unggulan Daerah di Pacitan

  • 29 Juli 2016
  • 5965

Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UNTAG Surabaya, Dr. Abdul Halik, MM melakukan penelitian tentang Potensi Unggulan Ekonomi Daerah untuk Mendukung Pengembangan Produk Unggulan Daerah Kabupaten Pacitan. Penelitian yang dilakukannya itu merupakan tindak lanjut kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNTAG Surabaya dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan.

Dr. Halik menjelaskan, Indonesia masuk pasar bebas terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), terutama Jawa timur yang merupakan barometer perekonomian dan pertumbuhan di Indonesia. Ekspor Jawa Timur terbesar adalah perhiasan dengan nilai mencapai 3 miliar 417 juta Dolar AS atau sekitar Rp 40 triliun, produk perhiasan menduduki peringkat pertama, dan rangking kedua adalah furniture. 

Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki banyak potensi antara lain: pariwisata, hasil laut yang potensial, hasil alam yang berlimpah, produk olahan, dan batu mulia,” ucapnya kepada warta17agustus.com, Kamis (28/7/2016).

Dari  sembilan sektor  yang menopang perekonomian Kabupaten Pacitan, selama  lima tahun terakhir sektor pertanian menyumbang sekitar  37 % ditahun 2009 dan menurun menjadi  36% ditahun 2013 terhadap PDRB Daerah. Penurunan sumbangan sektor pertanian diimbangi oleh peningkatan sektor bangunan secara signifikan, sedangkan sektor lainnya  yang produktif  seperti industri pengolahan, jasa dan pertambangan terkesan stagnan.

Situasi ini menyebabkan beratnya mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita masyarakat Pacitan,” tambah Dr. Halik. Pemkab Pacitan telah menentukan  Sembilan Komoditas Unggulan  melalui Peraturan Bupati No. 188.45/267.A/ 408.21/2010, yaitu Industri Batu Mulia, Gula Kelapa, Batik, Olahan Ikan, Gerbah, Olahan Kayu,  Olahan Ketela dan kerajinan Bambu.

Kabupaten Pacitan, lanjut dia, memerlukan sebuah penelitian/kajian tentang potensi unggulan ekonomi  daerah terhadap produk-produk yang dianggap unggulan. Potensi ekonomi  dimaksudkan adalah  meliputi pasar dan pemasaran,  produksi dan teknologi,  modal dan pembiayaan, sumberdaya manusia dan Skill.

“Penelitian ini untuk  menemukan dan memberikan rekomendasi tentang potensi ekonomi unggulan yang dapat mendukung pengembangan produk unggulan Kabupaten Pacitan, mengetahui potensi unggulan ekonomi barang/produk apa saja yang dapat dikembangkan dengan cepat dan mampu mendukung pengembangan produk unggulan daerah Kabupaten Pacitan, dan mengetahui potensi unggulan ekonomi jasa apa saja yang dapat dikembangkan dengan cepat dan mampu mendukung pengembangan produk unggulan daerah Kabupaten Pacitan,” paparnya.

Adapun hasil penelitian Dr. Halik menunjukan komoditas Janggelan : IFAS  skor 3,6000 dan  EFAS  skor 3,1375, Minyak Atsiri : IFAS  skor  3,4375, dan EFAS   3,0750, Rempah-rempah  : IFAS skor 3,2375, dan EFAS 3,1875, Batu mulia : IFAS  skor 2,9500, dan EFAS skor 2,8625, Gula semut  : EFAS  skor  3,4750, dan IFAS 2,9756, Pariwisata : EFAS skor 3,3375, dan IFAS skor 3,1250, Perikanan darat : EFAS skor 3,3256, dan IFAS skor 3,2125, Olahan ikan : EFAS skor 3,137, dan IFAS skor 3,0500.

Komoditas batik dan kayu olahan mendapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar, tetapi dilain pihak, menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokusnya adalah meminimalkan  masalah internal komoditas batik dan kayu olahan seperti inovasi produk, pengembangan produk dan memperbaiki segmen pasar serta kemitraan usaha, sehingga dapat merebut peluang. Sedangkan komoditas gerabah di Pacitan yang masih eksis miskipun tidak mampu berkembang. Untuk itu, diperlukan strategi diversifikasi, yakni membuat strategi yang berbeda (lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan terciptanya peluang.

“Banyak komoditas yang ada di Kabupaten Pacitan bisa menjadi lahan dan bahan bagi penduduk untuk menghasilkan pendapatan dan menumbuhkan perekonomian Pacitan. Komoditas yang masuk dalam kuadran satu adalah Rempah-rempah, Minyak Atsiri, Janggelan, Perikanan darat, Pariwisata, Olahan Ikan, Gula Semut, dan Batu Mulia,” tutup Dr. Halik.

Sementara itu, Dr. Halik dalam penelitiannya merekomendasikan, (1) Agar Pemerintah Kabupaten Pacitan dapat merumuskan/mengambil kebijakan untuk menetapkan komoditas unggulan  melalui Peraturan Bupati, (2) Batik dan olahan kayu sebagai komoditas perlu dijaga eksistensinya agar dapat menopang periwisata, (3) Komoditas gerabah tetap dipertahankan sebagai bukti bahwa penduduk Pacitan memiliki seni yang tinggi, dan (4) Komoditas yang direkomendsi adalah Janggelan, Rempah-rempah, Minyak Atsiri, Perikanan darat, Periwisata, Olahan Ikan, Gula semut, dan Batu Mulia.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id