Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Beberapa bulan terakhir negara Indonesia banyak mengalami musibah, mulai tanah longsor, banjir, gempa bumi, angin puting beliung bahkan tsunami. Dalam pandangan al – Quran, musibah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51 :
‘’Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.’’
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.
Bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang – orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang dan memfasilitasi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.’’ (HR. Muslim)
Lalu bagaimana sikap seorang muslim saat menghadapi musibah ? Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
Maknanya : ‘’Seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah Taala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Taala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah Taala tersebut, maka Allah Taala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allah Taala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.’’
Meskipun Allah Taala dengan hikmah – Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Taala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang Mukmin.
Sumber :