Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Teknologi canggih anti deteksi radar dengan basis smart magnet berhasil dikembangkan oleh Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Teknologi anti deteksi radar untuk sistem pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tersebut telah diujicoba pada kapal Patkamla Sadarin milik TNI Angkatan Laut (TNI AL) di Pantai Mutiara Jakarta pada Jumat, (29/03/2019).
Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM BATAN), Wisnu Ari Adi menjelaskan penemuan teknologi cat anti deteksi radar yang dimulai pada tahun 2015 ini merupakan pengembangan dari kemampuan BATAN dalam mengolah pasir monasit menjadi logam tanah jarang sebagai salah satu material dari smart magnet. Setelah itu pada tahun 2017 yang lalu BATAN berhasil membuat prototipe skala pilot berupa cat anti deteksi radar yang telah diaplikasikan pada potongan pelat kapal logam dari alumunium dan besi yang tidak dapat dideteksi oleh radar pada frekuensi X-band (8-12 GHz).
‘’Teknologi ini merupakan teknologi terkini yang merupakan teknologi milenial dan mampu menyerap gelombang radar pada frekuensi tertentu. Teknologi ini hanya dimiliki oleh negara-negara maju, dan tidak bersifat komersial karena merupakan bahan yang sangat strategis untuk pertahanan nasional suatu negara,’’ ujarnya.
Tidak hanya itu, Wisnu juga menanmbahkan bahwa bahan smart magnet untuk cat anti deteksi radar tersebut merupakan bahan yang memiliki sifat seperti gelombang elektromagnetik serta tersusun dari kombinasi unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) dan unsur logam transisi yang struktur. Sedangkan magnetiknya hanya bisa diuji dengan menggunakan teknologi nuklir.
‘’Di kawasan Asia Tenggara, hanya BATAN yang mampu melakukan pengujian bahan dengan menggunakan teknologi berkas neutron. Teknik pengujian ini mampu menjelaskan berbagai interaksi magnetik dan elektrik yang terjadi di dalam bahan,’’ tambahnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekditi), Jumain Appe, mengatakan bahwa pengembangan teknologi ini merupakan kerja sama antara BATAN dengan perusahaan cat – PT. Sigma Utama, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan TNI AL. Kegiatan ini mendapat pendanaan dari program inovasi industri Kemenristekdikti yang selama dua tahun ini telah menunjukkan kemampuan membuat cat anti deteksi radar untuk mendukung pertahanan nasional.
‘’Alhamdulillah hasilnya cukup bagus, dan saya kira ini (cat anti deteksi radar) bisa kita produksi kedepan, kalau memang Sigma Utama punya market yang bagus, TNI AL bisa menggunakan, saya kira mereka bisa berinvestasi untuk industri. Cat ini, kan, tidak boleh dipakai dan dijual sembarangan supaya tidak disalahgunakan,’’ ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Staf TNI AL pada acara uji coba yang diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksda Arusukmono Indra, menyambut dengan sangat baik terkait inovasi tersebut demi meningkatkan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Dia berharap BATAN sebagai salah satu lembaga di bawah koordinasi Kemenristekdikti selalu dapat mengembangkan dan memperbaiki inovasi cat anti deteksi radar tersebut.
‘’Harapan kami semakin bisa menyerap pancaran radar itu semakin baik, peluru kendali tidak bisa meng-engage kapal TNI AL, ataupun radar tracking jadi bisa men – track kapal-kapal tersebut,’’ tutup alumni Sekolah Staff dan Komando angkatan Laut (Seskoal) angkatan ke-36 tahun 1999 tersebut.
Reporter : YRS
Editor : LA_Unda