Sebanyak 1.365 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya siap diterjunkan ke desa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Semester Genap 2024/2025.
Mengusung tema "Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa", program ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam pembangunan berkelanjutan di tingkat desa melalui implementasi ide dan teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Acara pembekalan resmi digelar pada Minggu, 18 Mei 2025, di Auditorium Lt.9, Graha Wiyata Untag Surabaya, sebagai persiapan menuju masa pengabdian yang akan berlangsung pada 13–24 Juli 2025, di empat kecamatan Kabupaten Mojokerto antara lain Trawas, Pacet, Kutorejo, dan Dlanggu, dengan pendampingan dari 39 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Kabupaten Mojokerto dipilih bukan hanya karena geografis dan logistik, melainkan karena statusnya sebagau wilayah penyangga utama mahasiswa Untag setelah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan.
Ketua LPPM Aris Heri Andriawan, S.T., M.T., menekankan pentingnya KKN berdampak, sejalan dengan tagline Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan "Kampus Berdampak". Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk hadir, tetapi juga membawa solusi nyata bagi masyarakat.
“Mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk survei lapangan, berdiskusi dengan stakeholder lokal, dan memamerkan rencana kegiatan dalam eksibisi pre-KKN sebelum berangkat,” jelas Aris (18/5)
Menariknya, KKN tahun ini juga mendapat dukungan dari berbagai mitra nasional dan internasional, antara lain:
1. IOM (International Organization for Migration): Organisasi internasional yang fokus pada isu migrasi,
2. Novoleum: Startup hijau yang mengembangkan teknologi pengolahan minyak jelantah (UCO),
3. ICT Watch: Lembaga literasi digital yang didukung oleh Google.org,
4. Walailak University dari Thailand.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya go international Untag Surabaya sesuai roadmap internasionalisasi kampus 2026.
Wakil Rektor II Untag Surabaya, Dr. Abdul Halik, M.M., menegaskan bahwa mahasiswa Untag Surabaya, sebagai bagian dari Kampus Merah Putih, harus menjunjung empat dharma (Katur Dharma), salah satunya patriotisme.
“Jangan hanya datang ke desa tanpa meninggalkan jejak kebermanfaatan. Mahasiswa Untag Surabaya suda unggul, dan unggul itu harus terasa oleh masyarakat. Mahasiswa juga harus menjaga nama baik kampus selama di lapangan, berkolaborasi secara sehat antar kelompok, serta membuat program kerja yang kontekstual dan aplikatif,” tegas Dr. Halik
Kegiatan pembekalan KKN Reguler 2024/2025 ini juga menghadirkan tiga narasumber utama dengan materi yang memperkaya perspektif mahasiswa sebelum diterjunkan ke lapangan.
Dia Puspitasari, S.Sos., M.Si., menyampaikan materi tentang patriotisme dengan menanamkan semangat cinta tanah air dan jiwa nasionalisme sebagai identitas mahasiswa Untag Surabaya. Ia menekankan pentingnya menjunjung etika, integritas, dan semangat kebangsaan dalam pengabdian masyarakat.
Irmasanthi Danadharta, S.Hub.Int, M.A., membawakan materi tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT). Mahasiswa dibekali pemahaman untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual, perundungan, serta diskriminasi demi menciptakan lingkungan yang aman selama KKN.
Sementara itu, Niken Adriaty Basyarach, S.T., M.T., membahas kehumasan dan branding mahasiswa di masyarakat. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik, sikap profesional, dan kemampuan membangun hubungan produktif. Mahasiswa didorong menjadi duta kampus yang membawa nama baik Untag Surabaya selama pengabdian di desa.
KKN ini menjadi sarana nyata aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dengan semangat patriotisme, inovasi, dan dukungan kolaborasi internasional, mahasiswa Untag Surabaya siap menjadikan KKN bukan sekadar tugas akademik, melainkan misi sosial yang membawa dampak langsung dan berkelanjutan bagi masyarakat desa. (Boby)
