4 Hal Yang Perlu Dipertanggungjawabkan Di Hari Kiamat

  • 31 Januari 2020
  • 11957

Setiap kali makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wataala akan menemui kematian. Begitupun dengan kita sebagai manusia. Karena pada dasarnya setiap yang hidup bakalan mati.

 

Semua manusia bakalan melaluinya, kemudian menuju alam setelahnya yaitu alam barzah. Lalu di bangkitkan dari alam kubur menuju padang mahsyar untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.

 

Dalam aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, para ulama mengajarkan kepada kita bahwa yang mengalami pergantian waktu, peredaran masa, dan perubahan zaman adalah makhluk. Sedangkan Allah ta’ala tidak berlaku bagi-Nya peredaran masa, karena Dia ada tanpa permulaan dan ada tanpa akhir serta Mahasuci dari segala sifat perubahan. Imam Abu Manshur al – Baghdadi mengatakan dalam al – Farq bin al – Firaq:

 

Artinya : ‘’Golongan Ahlussunnah sepakat menyatakan bahwa Allah tidak diliputi tempat dan tidak dilalui oleh peredaran masa.’’

 

Ada beberapa hal yang akan ditanyakan kepada manusia terkait empat hal, seperti keterangan dalam sebuah hadis Nabi.

 

Artinya : ‘’ Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan,’’ (HR Ibnu Hibban dan at – Tirmidzi).

 

Perkara pertama yang akan kita pertanggungjawabkan pada hari kiamat kelak adalah umur kita. Sejak kita menginjak usia baligh, seluruh apa yang kita yakini, kita ucapkan dan kita perbuat, akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Jika kita telah melakukan seluruh kewajiban dan menjauhkan diri kita dari semua yang diharamkan, maka kita akan selamat dan bahagia. Sebaliknya, jika tidak, maka kita akan binasa dan merana.

 

Kedua, kita akan ditanya mengenai jasad kita. Jika seluruh anggota badan kita gunakan untuk berbuat taat kepada Allah, maka kita akan senang dan beruntung. Sebaliknya, jika kita menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah, maka kita akan merugi dan buntung.

 

Ketiga, kita akan ditanya mengenai ilmu kita. Kita akan ditanya, apakah kita telah mempelajari bagian ilmu agama yang fardlu ain untuk kita pelajari atau tidak. Dan jika kita telah mempelajarinya, apakah sudah kita amalkan ataukah tidak. Ilmu agama yang hukum mempelajarinya fardlu ain adalah seperti dasar-dasar ilmu aqidah, hukum-hukum dasar terkait bersuci, shalat, zakat bagi yang mampu, puasa, kewajiban hati, maksiat – maksiat anggota badan dan lain sebagainya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

 

‘’Sungguh sangat celaka orang yang tidak belajar (ilmu agama yang fardlu ain), dan sungguh sangat celaka orang yang mempelajarinya tapi tidak mengamalkannya.’’

 

Keempat, kita akan ditanya mengenai harta, dari mana kita memperolehnya dan untuk apa kita belanjakan. Dalam masalah harta, manusia terbagi menjadi tiga golongan, dua celaka dan satu yang selamat. Dua golongan yang celaka pada hari kiamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang haram atau dari sumber yang haram, dan mereka yang mengumpulkan harta dengan cara yang halal tapi membelanjakannya untuk hal-hal yang diharamkan. Sedangkan golongan yang selamat adalah mereka yang mengumpulkan harta dengan jalan yang halal dan membelanjakannya untuk perkara – perkara yang halal. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

 

‘’Sebaik-baik harta adalah harta milik orang yang shalih.’’ (HR Ahmad dalam al – Musnad)

 

Semoga penjelasan diatas bermanfaat dan dapat menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik dan pernuh barokah. Amin..

 

Sumber :

https://islami.co

https://islam.nu.or.id 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id