Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Di tengah globalisasi yang terus bergerak, tidak mungkin sebuah bangsa bisa menolaknya. Untuk itu generasi muda bangsa harus memiliki sikap tegas dan berani melawan radikalisme. Menurut Dr. Ahmad Basarah, M.H., Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Kampus atau Perguruan Tinggi harus menjadi penangkal radikalisme itu.
‘’Kalau generasi muda bangsa ini termasuk mahasiswa mau menjaga dan melindungi Pancasila dari berbagai ancaman, termasuk radikalisme, maka yang bisa dilakukan adalah menjadikan kampus itu sebagai sarana menangkal berbagai praktek radikalisme,’’ ucapnya Basarah saat menjadi pembicara seminar nasional dan call for papper di Kampus UNTAG Surabaya, Rabu (1/8/2018).
Lebih lanjut Basarah mengatakan, Kampus atau Perguruan Tinggi Swasta maupun Negeri punya kewajiban menjaga Pancasila serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman pemecah persatuan. Mahasiswa wajib hadir di dalamnya.
‘’Jangan hanya menunggu, karena kampus adalah wilayah otonomi mahasiswa. Mahasiswa harus berani memerangi radikalisme dengan segala bentuknya di lingkungannya sendiri, dan lingkungan terkecil mereka adalah kampusnya sendiri,’’ ungkapnya.
Tidak perlu takut dan gentar dengan globalisasi, tambah Basarah, karena Pancasila punya kekuatan yang sangat luar biasa untuk menghalau segala bentuk praktek-praktek yang akan memecahbelahkan bangsa. Oleh karena itu, Pancasila serta nilai-nilai perjuangan yang diwariskan pendahulu bangsa Indonesia, juga harus dipahami oleh mahasiswa agar tidak mudah terpancing ke dalam bentuk perpecahan dengan segala alasannya.
‘’Mahasiswa jangan memandang Pancasila sebelah mata. Menjaga dan mengamankan Pancasila dari segala bentuk rongrongan kelompok atau golongan yang ingin memecah belah bangsa. Pertemuan semacam ini, mempertemukan kampus-kampus dari berbagai daerah menjadi sangat penting dalam rangka menjaga dan melestarikan Pancasila,’’ tutur Basarah.
Selain itu Basara mengatakan agar ideologisasi Pancasila semakin tebal di kalangan mahasiswa, pendidikan menjadi tempat penggodokan yang paling cocok. Untuk itu, pendidikan Pancasila yang berisi sejarah Pancasila, hari lahir Pancasila, dan proses penetapan Pancasila harus diketahui dan masuk dalam mata kuliah.
‘’UNTAG ini kampus nasionalis, saya sangat berharap ada mata kuliah penanaman ideologi kebangsaan, ajaran Bung Karno. Ini bisa untuk mengantisipasi faham wahabi dan faham-faham radikal yang masuk ke Indonesia. Ingat keberadaan UNTAG adalah rekomendasi Presiden Soekarno,’’ pungkas Wakil Sekjen DPP PDIP itu.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme