Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Bekerja Sama Dengan FS Untag Surabaya Mengadakan Sarasehan Sastra Dan Budaya

  • 29 Oktober 2015
  • latifah
  • 5660

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, bekerjasama dengan Fakultas Sastra Untag Surabaya, selasa, 27/10/2015 mengadakan Sarasehan Sastra Dan Budaya Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur “mengembalikan kewibawaan (kritik) sastra akademik” di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Dua pembicara sarasehan bertempat di Meeting Room I, Gedung Graha Wiyata Lt. I adalah I.B. Putra Manuaba dari FIB Universitas Airlangga Surabaya dan Indra Tjahyadi, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur periode 2014/2018.

Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur dalam materinya mangatakan kritik sastra di jawa timur mengalami kemandekan, dilihat dari minimnya perhatian masyarakat terhadap ktirik sastra. Minimnya kritik sastra di jawa timur merupakan indikasi ketidakpedulian masyarakat terhadap keberadaan kritik sastra. Padahal ktirik sastra merupakan elemen penting bagi perkembangan sastra sebuah lapangan kesusastraan.  

Tambahnya, “ Masih terdapat stigma yang berpandangan bahwa karya sastra tidak penting untuk dikritik oleh para akademisi yang dimiliki oleh para sastrawan jawa timur. Agar kesusastraan jawa timur tidak gagal move on lagi maka para akademis jawa timur harus merubah pandangan bahwa tidak boleh merasa enggan atu menyepelekan keberadaan para sastrawan jawa timur.”

Lain pemateri mengatakan “kritik sastra merupakan sumbangan pemikiran sastra yang diberikan pembaca-peneliti (ahli) sastra bagi pengembangan dan pembinaan sastra. Lanjutnya, pembaca ahli akan mampu menghasilkan karya kritik yang baik jika dilatarbelakangi minat yang besar pada karya sastra, cendikiaan ilmu sastra dan pengalaman estesis-manusiawi,” ucap I.B. Putra Manuaba

“ Harus adanya strategi agar ktirik sastra akademik lebih dapat dimanfaatkan dan fungsinya untuk meningkatkan perkembangan karya sastra teori klasik, kritik sastra dan sejarah sastra, yaitu : pertama, menemuan sambil berjalan, sebagaimana yang dikatakan budi darma “kritikus mencoba menemukan kemungkinan-kemungkinan teori atau metode baru yang berangkat dari proses kritik sastra, sehingga ktirik sastra tidak hanya terbatas pada penerapan atau pembuktian teori, kedua, kerja ktirik sastra akademik meurpakan kegiatan intelektual, sehingga peneliti perlu mengadakan ferleksi dan renungan untuk menuju kepada abstraksi, ketiga, karya kritik berupa skripsi, tesis dan disertasi perlu ditindaklanjuti dengan menuliskan kembali dalam bentuk jurnal. ” Imbuh Guru Besar Program Studi FIB Unair Surabaya.

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme