Bantuan IbM Untuk Usaha Kecil Jamu Tradisional Di Kecamatan Sampang Madura

  • 17 September 2015
  • 5770

Siti Mujanah, Achmad Maksudi, dan Rudi Santoso dosen Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya memberikan bantuan kelompok usaha kecil jamu tradisional di Kecamatan Sampang Kabupaten Madura melalui program Iptek Bagi Masyarakat (IbM) untuk meningkatkan kualitas produk

Indonesia memiliki keaneragaman hayati yang memiliki sekitar 30.000 jenis tanaman, yang terdiri dari sekitar 2.500 lebih tanaman merupakan tanaman obat. Indonesia sebagai negara agraris juga memiliki hutan dan lahan pertanian yang luas serta menyimpan kekayaan alam yang besar. Berdasarkan hal itu, Indonesia mewariskan budaya pengobatan tradisional yang lebih dikenal sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun.

Siti Mujanah selaku ketua kelompk IbM mengatakan, salah satu daerah yang sudah terkenal sejak nenek moyang kita adalah pulau Madura, jamu asal pulau Madura, propinsi Jawa Timur dikenal ampuh untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk menyembuhkan beragam penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai berat. Selain jamu sebagai pengobatan, salah satu jamu yang dikembangkan adalah jamu gendong yang seringkali diminum sebagai jamu kesehatan dan menyegarkan.

“Namun, masalahnya adalah jamu gendong hanya bisa bertahan dalam waktu sehari sehingga jika tidak laku hanya dibuang. Salah satu sentra jamu, baik jamu kemasan bubuk juga jamu cair yang saat ini lagi dikembangkan di kabupaten sampan,” ungkap Mujanah kepada warta17agustus.com.

Salah satu sentra jamu tradisional di Sampang adalah jamu “Putrid Pahlawan” yang memiliki sekitar 18 anggota yang diproduksi jamu kemasan, juga jamu cair atau jamu gendong dimana dalam pengembangannya menemukan beberapa hambatan yaitu dari sisi pemasaran dan kualitas produksi walaupun khasiatnya sudah baik, namun wujud produksinya masih belum bisa bersaing dengan produk jamu lainnya.

Dari pengabdian ini, imbuh Mujana, ada 18 anggota dari kelompok usaha kecil jamu tradisional “Putri Pahlawan” di Kecamatan Sampang Madura yang terdiri dari 9 pengelola industri kecil jamu gendong atau jamu cair dan 9 usaha mikro jamu kemasan atau bubuk yang dapat meningkatkan produknya dan mengemas produk dengan lebih baik dan berdaya saing tinggi.

“Disamping itu, diharapkan mereka terampil manajemen pengelolaan, pemasaran, akuntansi keuangan, tersedianya 18 unit TTG mesin sealer cup sebagai kemasan jamu cair dan impuls sealer sehingga mampu meningkatkan omzet penjualan mereka,” jelasnya.

Mujanah menambahkan, dari 18 anggota telah dibantu untuk meningkatkan kualitas produknya, diantaranya ada 9 orang pengusaha jamu tradisional telah mendapatkan bantuan mesin cup sealer dan 9 anggota lainnya mendapatkan mesin impuls sealer yang dapat digunakan untuk mengemas produk mereka sehingga plastik jamu dapat direkat dengan impuls sealer dengan rapi dan indah dipandang.

Disamping anggota kelompok jamu tradisional jamu tradisional sampang mendapatkan bantuan mesin juga telah diberikan pelatihan penggunaan dan perawatan mesin yang telah diberikan, serta diberi pelatihan membuat jamu yang lebih berkualitas, yaitu semula jamu cair diinovasi menjadi Kristal atau sirup yang bisa bertahan sampai 1 tahun sehingga jamu bisa dijual di luar maupun luar negeri.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id