Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pemerintah Jokowi/JK kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar jum’at (16/01/2015) dengan harga Rp 6.500 per liter. Menurut Dr. Sigit Sardjono, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi UNTAG Surabaya banyak faktor yang mempengaruhi turunnya harga BBM.
“ Ada beberapa factor yang menyebabkan minyak dunia turun salah satunya adalah Supply minyak dunia berlebih, kenapa supply berlebih? karna pengendali minyak dunia yaitu Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) sudah tidak bersatu lagi. Negara-negara besar yang bergabung dalam OPEC sekarang dalam situasi membutuhkan banyak uang untuk kepentingan pembangun negaranya. Contoh Rusia, Irak, Iran mereka menjual minyak dunia diluar ketentuan OPEC,” kata Sigit.
“ Pada 1 Januari 2015 pemerintah menurunkan harga premium dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter. Harga tersebut ditetapkan karena harga minyak dunia saat itu USD 60 per barel. Dua minggu kemudian, harga itu dinilai sudah tidak relevan karena harga minyak dunia terus menurun hingga berkisar USD 45 per barel. Sempat naik ke level USD 48 per barel, tetapi harga turun kembali. Jadi saat ini harga minyak dunia masih naik turun,” tambahnya.
Menurut Sigit OPEC biasanya membatasi penjualan minyak dunia, jika pembatasan kembali diberlakukan kemungkinan harga minyak dunia akan kembali naik dan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia akan kembali naik.
“ jika sekarang harga bahan bakar minyak (BBM) turun, masyarakat jangan senang dulu karena dengan turunnya harga BBM harga sembako tidak mungkin kembali turun. Sifat harga sangat mudah ditebak, ketika harga naik maka semua akan dengan mudah menaikan harga-harga, tetapi ketika harga turun tidak mudah untuk menurunkan harga, itu sudah hukum alam di Indonesia,” ujarnya. (Latifah)