Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kompetensi yang mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap merupakan modal penting dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi dunia saat ini dan masa mendatang. Menurut Direktur Eksekutif Multimatics Jakarta, Agus Setiawan, MM., ITIL. F., COBIT.,CISCP., CIPMP., ECPM, perusahaan dalam membangun usahanya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang kompetensi.
“Kalau kita lihat di Industri atau dunia kerja dalam membangun usahanya membutuhkan SDM yang kompetensi dan memiliki sertifikat tenaga ahli. Dalam persaingan global diperlukan kompetensi dalam bidang masing-masing,” katanya kepada warta17agustus.com pada acara kuliah tamu dengan tema Pentingnya Sertifikasi Teknologi Informasi untuk Menunjang Kompetensi Dalam Persaingan Global yang diselenggarakan Himpunan Teknik Informatika UNTAG Surabaya di Gedung Graha Wiyata lantai 9, Kamis (16/3/2017).
Di Indonesia, lanjut Agus, mengenal pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi. Tetapi, menurutnya bekal yang didapat siswa atau mahasiswa dalam pendidikan formal belum cukup jika ingin bersaing di dunia global, terutama industri.
“Para profesional saat ini berlomba-lomba ingin mendapatkan sertifikasi kompetensi internasioal. Kalau IT ada sekitar 100 bidang kompetensi, contohnya jaringan, database, dan lain-lain,” jelasnya.
Agus menambahkan, banyak para profesional mendapatkan prosisi bagus di perusahaan, karena mereka bisa menujukkan bukti kompetensinya sehingga bisa bersaing di dunia kerja. Sementara untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi internasional berbeda jauh dengan kuliah.
“Kalau ingin mendapatkan sertifikasi juga tidak mudah, yang menguji adalah dari lembaga internasional yang kredibel dan kualitasnya tinggi. Untuk itu, harus menyiapkan semuanya dengan baik,” ucapnya.
Diakhir wawancanya Agus percaya bahwa apa yang dilakukan UNTAG Surabaya dengan Multimatics Jakarta merupakan suatu program yang inovasi dan kreatif untuk memberikan nilai tambah pada mahasiswa.
“Jika UNTAG Surabaya tidak memberikan layanan seperti ini maka mahasiswa harus keluar kampus jika ingin mendapatkan sertifikasi kompetensi,” pungkasnya.