Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Deny Gunawan mahasiswa lulusan terbaik Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra (FS) Untag Surabaya berkeinginan kuliah S2 di luar negeri. Setelah lulus pendidikan di luar negeri Deny tetap ingin kembali ke tanah air agar bisa mengabdi dan memajukan bangsa.
Deny, pemuda kelahiran Surabaya, 9 April 1992 tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak ingin seperti mahasiswa yang lainnya setelah lulus S2 di luar negeri dan mendapatkan pekerjaan atau status sosial yang mampan tidak mau kembali ke Indonesia. “ Kalau saya tetap balik ke Indonesia untuk mengabdi,” kata Deny saat di gedung A lantai 2.
Alasan pemuda dengan IPK 3,90 itu, selain ingin mengabdi kepada tanah air juga ingin berbagi pengalaman yang dia peroleh ketika di luar negeri, tetapi beberapa tahun ini dirinya harus bersabar untuk mewujudkan ke luar negeri karena ada kendala dan dia ingin bekerja terlebih dulu. “ Inginnya S2 di Thailand dan Perancis karena saya suka dengan budayanya dan pendidikannya juga bagus,” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi mengenai bagaimana pola belajar dia waktu menjadi mahasiswa sehingga berhasil meraih predikat lulusan terbaik. Deny menjawab bahwa yang dia lakukan sama saja dengan mahasiswa lain. “ Jika kurang paham waktu di kelas, ya tanya ke dosen. Hanya saja dulu saya aktif di Himpunan Mahasiswa dan BEM, jadi harus bisa mengatur waktu,” ucap pemuda yang berdomisili di Gubeng Kertaya 5F Surabaya tersebut.
Sedangkan skripsi Deny yang berhasil membawanya menjadai lulusan terbaik yaitu “An Analysis Of The Indonesian English Translation Shifts Found In The Surabaya City Government’s Tourism Brochures”. “ Skripsi saya dulu tentang analisis brosur di Surabaya yakni terkait terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris di dunia pariwisata,” tambah mahasiswa lulusan 14 Maret 2015 itu.
Brosur pariwisata, menurutnya, merupakan salah satu hal yang penting di dalam dunia pariwisata, terutama bagi turis yang datang ke Surabaya. “ Para turis akan mencari informasi tentang pariwisata, terus baca brosur, jika terjemahannya kurang baik tentu akan mengganggu pemahaman,” lanjut putra Nicolas Gunawan ini.
Deny menyebutkan bahwa terjemahan brosur bahasa Indonesia ke Inggris masih banyak yang kurang tepat karena langsung diterjemahkan tanpa ada proses pengeditan. “ Harapan saya pemerintah Kota Surabaya terutama yang menangani pariwisata lebih memperhatikan terkait terjemahan brosur, papan pengumuman dll,” tutup Deny.