Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dosen Untag Surabaya implementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sejak Januari hingga Desember 2019 mendatang, di Kampung Maspati, Bubutan Surabaya. Tiga dosen yang melakukan kegiatan tersebut merupakan penerima dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) tahun 2019, diketuai oleh Afifatur Rohimah, S.AB., M.I.Kom., dengan anggota Dr. Rachmawati Novaria, M.M., dan Fitri Nor Habiba, S.I.Kom., M.I.Kom.
Kampung Maspati merupakan kampung wisata, di dalamnya terdapat beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sedang dikembangkan. Pengabdian dilakukan dengan memberi penyuluhan terkait kewirausahaan, dalam hal ini yang menjadi objek sasaran adalah UKM milik Ibu Sri Febrianti yang memproduksi olahan makanan ringan, seperti Keripik Pare dan Stick Lidah Buaya. Afifatur Rohimah, S.AB., M.I.Kom., kepada tim warta17agustus.com, (02/07/2019), mengatakan, bahwa saat ini UKM milik Ibu Sri Febrianti mengalami perubahan yang signifikan.
‘’Tahun kemarin, saya lihat usaha Ibu Febri masih belum seberapa dikenal, tapi tahun ini Keripik Pare dan Stick Lidah Buaya telah menjadi icon dan salah satu UKM unggulan di Kampung Wisata Maspati. Alat yang kami berikan, seperti alat penggorengan keripik, alat peniris minyak, beberapa perlengkapan seperti timbangan, packaging, label produk yang baru dan bahan-bahan pendukung lainnya,’’ ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.
Tidak hanya itu, Afif juga menyebutkan proses produksi yang dilakukan Ibu Febri awalnya masih menggunakan alat apa adanya, yang membuat hasil produksi kurang maksimal. Dengan arahan dari tiga dosen PKM dan alat khusus yang digunakan dengan cara yang tepat, maka hasil produksi Ibu Febri saat ini layak serta dapat dipasarkan kepada masyarakat luas.
‘’Yang saya lihat, Ibu Febri sendiri merasa senang karena ada perubahan ke arah yang lebih baik terhadap usahanya. Awalnya proses penggorengan hanya menggunakan alat apa adanya dan hasilnya bisa dikatakan kurang maksimal atau seperti remahan akibat proses yang kurang tepat. Sehingga hal ini menjadi kurang menarik untuk dipasarkan. Tapi sekarang sudah menggunakan alat khusus untuk menggoreng produk tersebut dengan hasil yang menarik dan layak untuk dipasarkan,’’ tambahnya.
Dengan apa yang telah dilakukan tersebut, Afif selaku ketua kelompok PKM mewakili 2 anggota lainnya berharap, semoga keberhasilan UKM Ibu Febri menjadi motivasi untuk UKM lainnya di Kampung Wisata Maspati. Terlebih UKM lain juga dapat menjadi jauh lebih berkembang dibanding keadaan sebelumnya.
‘’Yang paling penting harapan saya, Ibu Nova dan Ibu Habiba adalah, mampu memotivasi UKM yang ada di lingkungan Ibu Febri tersebut lebih berkembang. Jika tahun ini UKM Ibu Febri, tahun depan gantian yang lain dan seterusnya. Siapa tahu lama-lama bisa menjadi kampung binaan Untag Surabaya,’’ ujar dosen pengampu mata kuliah Entrepreneur tersebut.
Reporter : YRS
Editor : LA_Unda