Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Faktor ekonomi serta keterbatasan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimililiki merupakan dua dari beberapa faktor yang menyebabkan remaja terjun sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di Bali. hal itu sesuai dengan penelitian Wakil Rektor I UNTAG Surabaya Dr. Andik Matulessy, M.Si, Ni Made Wirati, dan Sahat Saragih.
Menurut Andik, perkembangan arus komunikasi dan informasi yang cepat dan cepat, disertai perkembangan sosial-budaya, teknologi informasi, dan penyebaran informasi melalui berbagai media, memudahkan terjadinya interaksi baik langsung maupun tidak langsung di berbagai lapisan masyarakat dan di berbagai budaya yang berbeda. “ Pengaruh budaya dari luar seperti seks bebas diperkirakan makin menggejala,” kata dosen Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya itu.
Penelitian Andik dan timnya ini mengangkat kasus pelacuran terselubung di Bali, tepatnya di Desa Padangbulia Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng dengan judul penelitian faktor-faktor penyebab remaja putri terjun sebagai pekerja seks komersial terselubung “Dakocan” di Bali.
“ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja putri terjun sebagai pekerja seks komersial terselebung “DAKOCAN” serta harapan-harapannya,” jelas Andik.
Umumnya mereka, papar Andik, mempunyai harapan yang sangat sederhana, yaitu ada konsumen mereka yang mau menikahi mereka. Adapula yang mempunyai harapan untuk bisa membahagiakan orangtua dan saudara, walaupun harus bekerja sebagai “dakocan” seumur hidupnya, di samping itu ada juga yang ingin tetap menjadi “dakocan” yang penting bisa bersenang-senang dan mempunyai banyak teman.
Bukanlah hal yang mudah mengendalikan masalah prostitusi terselubung, diperlukan pendekatan persuasif oleh aparat-aparat yang bersih serta informasi-informasi dari masyarakat yang mengetahui jelas tentang keberadaan praktik prostitusi tersebut. “ Di samping pemberian keterampilan dan pelatihan konsep diri, sebagai tindak lanjut penertiban dan pembersihan praktik prostitusi dengan harapan suatu saat bisa menjadi orang yang lebih berguna,” tutup Andik.
Dakocan adalah suatu bentuk seks komersial terselubung di Desa Padangbulia Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng yang berkedok sebagai pedagang kopi. Ditengarai bahwa aktivitas seperti ini sudah ada sejak tahun 1970-an dan mulai marak sekitar tahun 1990-an.