Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Seminar Nasional tentang sikap generasi milenial dalam memberantasan hoax diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAG di Gedung Graha Wiyata Lantai 9 UNTAG Surabaya (5/12/2018). Kegiatan bertemakan ‘’Menjadi Pahlawan Muda Pemberantas Hoax Untuk Menjunjung Persatuan dan Kesatuan Bangsa’’ ini menghadirkan Kepala Biro di Kompas TV, KABIDHUMAS Polda Jatim, dan Staff Kepresidenan.
Rektor UNTAG Surabaya, Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPAI., membuka acara dengan menyampaikan materi mengenai sikap mahasiswa sebagai generasi milenial dalam memberantas berita hoax.
‘’Sebagai generasi milenial kita harus cerdas, cakap dan kritis dalam mencegah maupun memberantas berita hoax. Manfaatkan internet secara baik dalam arti tepat guna, harus cerdas dalam memilah dan memilih berita, jangan sampai percaya hoax apalagi ikut menyebarnya. Karena saat ini 93% berita adalah hoax,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Kompas TV, Andi Dewanto menjelaskan, untuk menekan penyebaran hoax ada 4 cara yang bisa dilakukan. Pertama, cari kebenaran dari sebuah berita atau informasi itu. Kedua, antisipasi judul berita yang provokatif. Ketiga, jangan terburu-buru untuk share. Terakhir, laporkan untuk efek jera.
‘’Di dunia jurnalistik setiap mau upload berita harus melalui proses yang sangat panjang, dan harus difilter bahkan dikawal oleh Undang-Undang yang begitu ketatnya, tetapi semua itu bisa dirusak dengan cepat dan mudah oleh yang namanya Hoax. Itu yang membuat kami prihatin,’’ jelas jurnalis senior itu.
Selain itu Frans Barung Mangera, S.I.K., Kombespol Kabidhumas Polda Jatim, mengatakan, sejak tahun 2016 kejahatan sekarang banyak berpindah ke dunia maya atau IT.
‘’Sebanyak 60% Cybercrime, 40% kejahatan konvensional, betapa jauhnya perbedaan tersebut. Karena dalam dunia maya tidak ada yang namanya batasan atau teritori, jadinya bebas,’’ papar Frans.
Sebagai pemateri terakhir, salah satu Staff Kepresidenan, Agung Rulianto berharap, agar mahasiswa bisa lebih kritis dalam menanggapi berita-berita yang disebar lewat social media (wa, line, facebook, dll).
‘’Mari kita sama-sama menjadi pengguna sosmed yang pintar serta ktiris. Jangan mudah terprovokasi oleh berita yang ada,’’ kata Agung. (Ma’arif)