Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Hambatan umum masalah ketenagakerjaan merupakan tanggung jawab bersama yaitu antara pemerintah, swasta dan masyarakat. “Kalau kita sebagai tenaga kerja, pemerintah itu mempertemukan antara pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja, lalu terkait dengan swasta menyedikan akan lapangan kerja dan masyarakat pencari kerjanya,” jelas Emy Ari pemateri pelatihan menuju dunia diselenggarakan JPC UNTAG Surabaya di Meeting room 1, kampus UNTAG Surabaya(19/9/2017).
Emy Ari selaku pemateri dan perwakilan Disnaker Provinsi Jawa Timur yang menangani pengembangan pasar kerja mengatakan hambatan umum tenaga kerja muda dipasar kerja ada 3 faktor: faktor diri pencari kerja, faktor tuntutan kualifikasi dan faktor pekerjaan meminta. (1)Faktor diri pencari kerja: dasar yang kurang kuat kerena latihan yang tidak runtun(ingin cepat/instan), perlindungan yang berlebihan saat masa kanak-kanak/remaja, pengaruh teman/kelompok sebaya yang berkepanjangan, aspirasi yang kurang realistik, pilih-pilih pekerjaan yang sesuai aspirasi, temperamen yang belum stabil, minat dan hobi yang belum dikembangkan untuk berwirausaha, belum paham ada aturan/etika di dunia kerja (jam kerja, kerahasian dll), belum percaya diri menyebutkan value diri dengan gaji yang ditawarkan, belum mengarah pada problem solver , perkembangan teknologi/HP.
Faktor tuntutan kualifikasi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi(bahasa asing), kemampuan terhadap penggunaan komputer, kemampuan memecahakan masalah dan berfikir kritis, kemampuan hubungan interpersonal(kerjasama dalam tim), kemampuan organisasi, kemampuan riset dan karakteristik pribadi, pemimpin dan sebagainya. Untuk faktor pekerjaan meminta dipengaruhi dari : syarat, pendidikan/keterampilan, syarat fisik, syarat mental dan syarat psikologis. “Persiapan dalam memasuki dunia kerja: kita harus mengetahui informasi pasar kerja yang tersedia, mengetahui persyaratan pada lowongan pekerjaan yang dibutuhkan, memahami kemampuan diri, mengetahui tempat pelatihan, memahami prosedur dan mekanisme membuat lamaran kerja danmemiliki informasi mengenai strategi menghadapi wawancara, perusahaan/produk usaha,”jelas Emy Ari.
Tiga kesalahan umum dalam memilih pekerjaan: (1) memilih pekerjaan karena mengagumi orang lain dari memilih pekerjaan persis orang tersebut dan kurang analisis kesesuaian diri (2) bukan pekerjaan yang diinginkan tapi mau coba-coba dahulu, tidak sadar mendapatkan pekerjaan idaman lalu asal ambil kesempatan sehingga tidak puas atau bahagia (3) mengikuti trend dan memilih pekerjaan yang sedang popular, mengikuti pilihan teman terbanyak.
“Kita juga harus memahami apa yang dibutuhkan perusahaan antaralain: relevant skills, pengalaman kerja yang relevan, performance, kecakapan sosial, kualitas fisik dan psikologis, sesuai dengan budaya kerja perusahaan dan professionalisme. Meningkatkan kualitas diri dengan memahami batas potensi atau kapasitas diri sehingga individu mampu memilah dan menetapkan kualifikasi dirinya apakah di bawah rata-rata, rata-rata atau di atas rata-rata. Memahami titik kekuatan, kelemahan dan harapan sehingga seorang individu mengetahui tingkat kesesuain kompetensinya terhadap suatu target tersebut,”tutupnya.